WASHINGTON, 26 Februari (Xinhua) — Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan menjatuhkan sanksi kepada Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov atas operasi militer Moskow yang sedang berlangsung di Ukraina, demikian konfirmasi Gedung Putih pada Jumat (25/2).
“Sejalan dengan keputusan sekutu Eropa kami, AS akan bergabung dengan mereka dalam menjatuhkan sanksi kepada Presiden Putin dan Menteri Luar Negeri Lavrov serta para anggota tim keamanan nasional Rusia,” ungkap Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki dalam konferensi pers rutin yang digelar pada Jumat, seraya menambahkan bahwa informasi lebih lanjut akan diumumkan di hari yang sama.
Langkah AS itu menyusul langkah Uni Eropa (UE) dan Inggris, yang mengumumkan sejumlah sanksi yang menargetkan para pemimpin Rusia sebelumnya pada Jumat.
Biden pada Kamis (24/2) mengumumkan sanksi tambahan AS terhadap Rusia yang menargetkan lembaga keuangan utama negara itu serta sejumlah tambahan individu Rusia dan anggota keluarga mereka yang memiliki hubungan dengan Kremlin, atas apa yang disebut sebagai “tahap pertama” dari sanksi yang dijatuhkan pada bank-bank milik pemerintah Rusia, pasar utang negara Rusia, serta para elit individu.
Ditanya mengenai kemungkinan sanksi terhadap presiden Rusia, Biden tidak berkomitmen untuk itu pada Kamis, dan hanya mengatakan bahwa sanksi terhadap Putin tetap menjadi pilihan yang akan didiskusikan.
Psaki pada Jumat mengatakan alasan Biden menunggu sampai Uni Eropa dan Inggris mengumumkan sanksi mereka terhadap presiden Rusia hingga kemudian memutuskan langkahnya sendiri, yakni bahwa “prinsip kuat (Presiden Biden) … adalah mengambil tindakan dan langkah-langkah yang sejalan dengan mitra Eropa kami.”
Selain itu pada Jumat yang sama, seorang pejabat senior pemerintah mengatakan sanksi AS di masa depan tidak akan menargetkan industri minyak dan gas Rusia.
“Sanksi tidak akan menargetkan aliran minyak saat kami melangkah maju,” tutur Amos Hochstein, penasihat keamanan energi senior Departemen Luar Negeri AS, dalam wawancara dengan Bloomberg Television.
Hochstein menuturkan sanksi terhadap industri minyak dan gas Rusia tidak serta merta mengurangi pendapatan Rusia di sektor tersebut, dan justru dapat mengarah pada skenario di mana “AS dan sekutu kami akan menanggung akibatnya.” [Xinhua]