WARTABUANA – Geopark Ciletuh Palabuhanratu sudah ditetapkan UNESCO menjadi geopark dunia peringkat ketiga pada Ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) Kementerian Pariwisata sebagai objek wisata baru terpopuler.
Penghargaan yang diberikan oleh Kementerian Pariwisata merupakan kebanggaan dan juga motivasi bagi Bupati Sukabumi Marwan Hamami untuk terus menggenjot keberadaan objek wisata yang ada di wilayahnya baik dari segi sarana dan prasarana maupun promosi.
Geopark Ciletuh mendapatkan penghargaan itu berdasarkan 18 kriteria penilaian yang ditetapkan oleh pihak panitia. Geopark Ciletuh Palabuanratu menempati posisi tiga dengan kategori tempat wisata baru terpopuler ini berdasarkan hasil 7,2 juta tautan serta 4,28 juta tautan pemberitaan.
Dengan adanya penghargaan ini keberadaan wisata geosit tersebut bisa semakin meningkatkan kedatangan wisatawan nasional dan mancanegara dan bisa meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat.
“Infrastruktur lanjutan kita persiapkan pada 2019 yang akan berdampak bagi wirausaha baru dan masyarakat harus siap menghadapi kondisi semakin majunya dunia pariwisata,” ujar Marwan Hamami.
Anugerah Pesona Indonesia (API) merupakan ajang penghargaan terhadap destinasi tempat wisata di seluruh Indonesia yang dilaksanakan setiap tahun oleh Kemenpar.
Jalur Baru
Geopark Ciletuh kini bisa ditempuh dengan waktu yang lebih cepat lewat jalan baru dengan jarak 33 kilometer. Selain lebih dekat, pemandangannya juga memesona.
Dari Bogor-Sukabumi- Ciletuh, menggunakan mobil minibus. Jika sebelum ada jalan baru kita menghabiskan waktu hingga 6,5 jam dari Bogor-Ciletuh via Cikidang. Dengan jalur baru, total waktu yang dihabiskan hanya empat jam.
Geopark Ciletuh Jalur baru tersebut terbentang mulai Simpang Loji di Jalan Pelabuhan Ratu hingga melewati Muara Cisaar di Kecamatan Ciemas.
Bagi wisatawan yang berasal dari Jakarta, bisa menuju tol Jagorawi, dan keluar di pintu terakhir, pintu Ciawi, Bogor. Setelah keluar, arahkan kendaraan lurus di perempatan Ciawi ke Sukabumi. Sedangkan wisatawan yang dari Bogor bisa menggunakan tol baru Bocimi, keluar di Jalan Raya Sukabumi, atau pintu Benda. Jika menggunakan roda dua, bisa lewat Jalan Raya Cihideung-Cigombong lalu ke Jalan Raya Benda. Baik dari Jakarta ataupun Bogor akan melewati Jalan Raya Benda tersebut.
Dari sana, Anda teruskan kendaraan ke arah Parungkuda di Jalan Raya Sukaraja-Sukabumi hingga pertigaan Pamuruyan. Di pertigaan tersebut ada pilihan jalur Cikidang atau Cibadak. Jalur Cikidang memang bisa memotong waktu hingga 1,5 jam, tetapi jalurnya kelokan tajam di sisi perbukitan dan jurang.
Bagi yang jalan malam, sebaiknya lewat Cibadak. Meski lebih lama tetapi ramai dan lebih aman. Jalur Cibadak lebih landai walau juga banyak kelokan. Setelah keluar dari Cibadak atau Cikidang, Anda bisa teruskan kendaraan arah Pelabuhan Ratu-Ciletuh.
Sekitar 40 menit Anda akan sampai daerah Bagbagan dan Simpang Loji. Di simpang loji inilah terdapat pertigaan, ke kanan jalan baru sedang ke kiri jalan lama menuju Geopark Ciletuh. Ambil jalur kanan, turun ke bawah, ke Cibutun, Muara Cisaar, lewat jembatan baru Cisaar.
Anda akan berjalan di sisi pantai yang biru dengan angin sepoi-sepoi, melalui jalur berkelok dan naik turun tetapi tidak terlalu curam. Setelah sekitar 50 menit, Anda akan disambut indahnya Puncak Darma, Kecamatan Ciemas.
Keindahan Pantai Cisaar dan Puncak Darma menjadi pertanda Anda sudah memasuki kawasan Geopark Ciletuh, dan akan menuju ke Pantai Palangpang pusat Geopark Cietuh, melewati beberapa air terjun atau curug.
Rute baru ini memangkas jarak hingga lebih dari separuhnya. Sedangkan jalur lama harus memutar, melewati Kiara Dua, Simpang Waluran, Malereng, Taman Jaya, hingga Pantai Palangpang. Jalur ini bisa digunakan wisatawan baik dari Jabodetabek, maupun Bandung seteah masuk Sukabumi terlebih dahulu.
7 Lokasi Memesona
Areal Geopark Ciletuh sangat luas. Apalagi dengan perluasannya sekarang menjadi Geopark Ciletuh Palabuhanratu yang mencakup 8 kecamatan dengan total luas 1.261 km2. Objek wisatanyanya lebih dari 50 lokasi. Tapi buat wisatawan yang hanya punya waktu di akhir pekan, cukup mengunjungi 7 objek favorit di zona inti.
Tebing Panenjoan Titik pandang Panenjoan berada di pinggir jalan, Desa Taman Jaya, dengan ketinggian 300-an mdpl. Lokasinya sudah dibuat rapi dengan pagar pembatas di tepi tebing, menara-menara maupun teras-teras pandang, serta ada tulisan Panenjoan.
Amfiteater alam raksasa Ciletuh dapat terlihat utuh dari sini. Dinding tebing setengah lingkaran yang menghadap Laut Selatan seakan melindungi persawahan, perbukitan, serta perkampungan warga di bawahnya. Tampak di kejauhan garis Pantai Palangpang.
Pantai Palangpang Pantai Palangpang di Desa Ciwaru menjadi basecamp paling strategis untuk mengeksplor Geopark Ciletuh di zona intinya. Begitu melewati tempat pelelangan ikan sudah terlihat hamparan pasir pantai di kiri jalan.
Terlihat beberapa penginapan di kanan maupun kiri jalan, begitu juga warung-warung tepi pantai. Tulisan “Geopark Ciletuh” berwarna kuning terlihat jelas di salah satu garis pantai.
Curug Cimarinjung Curug ini kelihatan bagian atasnya dari Pantai Palangpang. Terletak juga di Desa Ciwaru, di aliran Sungai Cimarinjung. Tingginya lebih dari 50 m. Oleh orang lokal disebut juga Curug Goong karena pada hari tertentu terdengar suara gong.
Menurut legenda, ada gong yang tersembunyi di curug tersebut, peninggalan keraton alam gaib. Batunya adalah batuan sedimen berjenis batu pasir tufan dan breksi. Di atasnya di aliran yang sama ada Curug Nyelempet dan Curug Dogdog. Ketiganya terbentuk karena proses tektonik. Air curug ini dipakai untuk mengairi persawahan di bawahnya.
Kekhasan curug ini juga tampak pada aliran airnya yang sempit di bagian atas, lalu membentur latar batu di bawahnya hingga menimbulkan aliran air baru yang melebar.
Curug Sodong Curug ini juga terletak di Desa Ciwaru. Sering juga disebut Curug Kembar karena ada dua aliran curug bersebelahan, setinggi kurang lebih 20-an meter. Jauh di atasnya terlihat Curug Cikanteh. Saat debit air tak terlalu besar akan terlihat di baliknya ada gua (sodong). Tapi jangan sembarangan masuk kecuali Anda bersama pemandu lokal.
Selain kembar, ciri khas curug ini adalah adanya batu besar nangkring yang ditopang batu kecil di puncak di antara aliran dua curug tersebut.
Curug Cikanteh Curug yang cantik dengan rimbunan pepohonan hijau di sekitarnya ini terlihat dari Curug Sodong. Curug Cikanteh terletak di Desa Ciwaru. Curug ini merupakan bagian teratas dari rangkaian tiga curug lainnya.
Untuk menuju curug ini harus ditempuh dengan berjalan kaki dari Curug Sodong melalui jalan setapak yang menanjak dan berbatu selama 30 menit, serta menyeberangi sungai tanpa tersedia jembatan yang permanen.
Curug Awang Curug Awang mirip Niagara. Tingginya sekitar 40 m dengan lebar kira-kira 60 m. Dinding air terjunnya berupa bebatuan coklat. Di sekitar aliran airnya ada sawah yang dihiasi bebatuan purba di sana-sini. Di bagian atas, di samping sungainya juga terdapat sawah.
Kalau hanya mau menikmati curug dari atas. Aksesnya berupa jogging track berkonblok dan datar-datar saja. Tapi kalau mau turun, treknya cukup curam, dan kita harus berpegangan pada tali yang telah disediakan.
Puncak Darma Jika ingin naik hingga ke Puncak Darma pengunjung bisa memulainya dari parkiran Curug Cimarinjung. Dari atasnya kita bisa melihat garis keseluruhan Pantai Palangpang yang berbentuk tapal kuda. []