Kota Bekasi – Usia Kota Bekasi yang sudah 24 Tahun tidak ada ciri khas yang nampak di Kota Bekasi. Hal itu di sampaikan oleh ketua DPRD Kota Bekasi, Chairoman J Putro usai mengikuti Sidang Paripurna Istimewa di Gedung DPRD Kota Bekasi, Jalan Chairil Anwar Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi, Rabu (10/3/2021). Tepat di Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Bekasi yang ke 23 Tahun.
“Memang tidak ada ciri khas dari Kota Bekasi. Kalau kita keluar dari Tol Bekasi Barat sebagai etalase Kota Bekasi Umumnya cuma melihat Mall saja. Kemudian GOR, Jembatan Sumarecon dan piramid terbalik ya,” kata Chairoman.
Dan pertanyaannya, Lanjut Chairoman, apakah itu menggambarkan watak karakter orang Kota Bekasi?. Itu belum ditampilkan. Maka perlu kolaborasi Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi membuat landmark yang memungkinkan karakter Kota Bekasi muncul sebagai simbol.
“Dulu pernah ada icon namanya buah kecapi dan Lele. Tapi di bakar ya, karena itu tidak sesuai dengan karakter orang Bekasi,” ucapnya.
Namun, silahkan, Pemkot Bekasi sudah memiliki dewan kesenian dan kebudayaan. Kolaborasi dewan kesenian dan stakeholder yang memang perduli dengan budaya dan lainnya.
Tampilkan seperti apa landmark yang cocok untuk icon kota Bekasi. Menurutnya, salah satunya menyelesaikan secara tuntaskan islamic Center sebagi salah satu icon Kota Bekasi.
“Nah selebihnya kita berharap Pemkot juga mulai memberikan arah pengembangan kota kreatif Kota Bekasi mau arahnya kemana,” ujarnya.
Selain itu, Apakah kota Bekasi ini akan diarahkan ke Kota Fashion atau kota kuliner atau kota Wisata perkotaan. Kalau kota wisata perkotaan berarti destinasinya harus ada. Kota Bekasi mana apa yang mau di tampilkan.
Sebab, isu-isu tersebut membuat layak untuk di tampilkan untuk memperbaiki kemajuan Kota Bekasi kedepannya, khususnya rencana jangka panjang Kota Bekasi. Tahun 2031 yang menetapkan kota Bekasi sebagai Kota Kreatif bernuansa Ihsan.
“Pertanyaannya prioritas yang mau kita bangun. Arahnya harus jelas. Mau di kembangkan ke arah mana. Sehingga dengan tesis tersebut kita berharap ada budaya lokal menjadi basis pengembangan ekonomi. Masalahnya kita belum melihat ini sebagai kolaborasi budaya,” jelasnya.
Dengan adanya kolaborasi akan berdampak modern, Kondusif dan bisa membuat tumbuh berkembangnya anak-anak muda berkreativitas untuk mewujudkan Kota Kreatif bernuansa Ihsan.
Terkait Pemerintah pun tak luput dari pembahasannya di HUT Kota Bekasi yang ke 24 Tahun ini.
Chairoman juga mengaku, terhadap Pemerintah tentu ini menjadi proses utama di era reformasi birokrasi.
Dimana dengan informasi tersebut terbangun etos kerja yang baru atas etos pelayanan dengan berbasis kepada penerapan sistem pemerintahan berbasis elektronik yaitu Digitalisasi dimana berbagai pelayanan publik itu bisa diakses oleh masyarakat dengan menggunakan perangkat handphone atau smartphone.
Kemudian, Pemerintah harus bisa teraksesnya informasi. Sehingga potensi ekonomi kota Bekasi tersusun profailing dengan baik.
“Apa yang mau di jual orang bisa mendapatkannya kepastian, membaiknya layanan publik tidak hanya pelayanan publik kependudukan tapi juga perizinan,” jelasnya.
Ia pun menambahkan, pihaknya berharap itu bisa di perbaiki sekalipun yang paling bagus sekarang ini pelayanan kesehatan. Dalam arti Kota Bekasi memiliki fasilitas kesehatan Dimana sudah ada Puskesmas Tipe D dan rencana akan ada penambahan satu lagi. Kemudian, yang paling utama lagi adalah RSUD dr. Chasbullah Abdul Majid (CAM).
“Memang kesehatan kita se-Jabar unggul ke dua setelah Bandung. Namun demikian kita dan Pemkot Bekasi kedepan akan memperbaiki seluruh keluhan dari masyarakat maupun kekurangan dalam pelayanan maupun pembangunan di Kota Bekasi,” ungkapnya. (Adv)