WARTABUANA – Satu dari setiap dua anak di Brunei mengonsumsi minuman ringan setiap hari dan satu dari tiga anak di negara itu mengalami kelebihan berat badan, yang mengindikasikan bahwa Brunei memiliki tingkat obesitas anak tertinggi di antara negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Menurut surat kabar harian Borneo Bulletin edisi Senin (14/12/2020), meningkatnya kekhawatiran terkait obesitas di antara anak-anak Brunei ini menjadi sorotan saat peringatan Hari Kesadaran Obesitas pada Anak, yang diselenggarakan pertama kali oleh Departemen Pediatri Rumah Sakit Raja Isteri Pengiran Anak Saleha (RIPAS), rumah sakit terbesar di negara itu, pada Minggu (13/12/2020).
“Kami berharap dapat meningkatkan kesadaran di antara masyarakat kami, terutama para orang tua. Jika anak-anak mengalami obesitas, ada kecenderungan mereka akan mengalami hal yang sama saat menginjak dewasa,” ujar Hajah Norehan, ahli onkologi anak di Departemen Pediatri Rumah Sakit RIPAS.
“Salah satu faktor penyebab utamanya adalah makanan berlemak. Anak-anak tidak mengonsumsi makanan sehat dalam jumlah yang tepat, tetapi memakan terlalu banyak makanan berlemak,” paparnya.
“Kedua, sebagian besar anak-anak di masa sekarang ini menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar gawai dan televisi. Seorang anak membutuhkan waktu berolahraga sedikitnya 60 menit setiap hari, yang dapat dilakukan sepanjang hari dan tidak dilakukan sekaligus,” imbuh ahli onkologi anak tersebut.[]