WARTABUANA – Selama bulan Juni ini, matahari di St Petersburg, Rusia bersinar selama 22 jam. Itu artinya, penduduk setempat harus menjalankan puasa selama 22 jam setiap harinya.
Fenomena alam yang biasa disebut “white night” atau malam yang terang itu menjadi ujian berat bagi muslim di sana. Mereka hanya punya waktu makan selama tiga jam.
Menurut seorang staf di Pusat Kerohanian Muslim St Petersburg dan Regional Barat Laut Rusia, bagi seorang muslim, berpuasa sudah menjadi kebiasaan. Ibaratnya seperti bangun tidur dan menggosok gigi.
White night di St Petersburg ini biasanya berlangsung mulai akhir Mei hingga awal Juli. Kondisi tergelap di St Petersburg hanya berupa senja. Diperkirakan ada 42 ribu warga muslim di sana.
Setiap penduduk muslim di St Petersburg mendapatkan jadwal buka puasa dan sahur. Beberapa penduduk imigran muslim yang bekerja di kota ini memilih tidak berpuasa demi keselamatan mereka. Sebab, mayoritas merupakan pekerja kasar. Sejatinya penduduk St Petersburg tidak perlu berpuasa selama itu.
St Petersburg bukan satu-satunya kota yang memiliki siang terpanjang. Penduduk muslim di Kota Reykjavik, Islandia, juga harus berpuasa selama 22 jam. Sementara itu, kota yang waktu puasanya paling pendek adalah Punta Arenas, Cile. Di kota tersebut, waktu puasa hari pertama kemarin hanya 9 jam 43 menit.
Di London, Inggris, waktu puasa menjadi perdebatan. Di kota ini, penduduk harus menahan lapar sekitar 19-20 jam. Akademisi muslim London dari kelompok antiekstremis Quillian Foundation Usama Hasan mengeluarkan fatwa bahwa waktu puasa diperpendek dengan mengacu ke Makkah. Yaitu, sekitar 12 jam saja. []