WARTABUANA – Muhammad Arsad, pria berumur 23 tahun yang setiap hari bekerja menjadi tukang tusuk sate dalam satu pekan ini ramai diperbincangkan di media nasional. Perbuatannya yang diduga telah menghina Presiden Joko Widodo telah membawanya ke rumah tahanan Mabes Polri.
Langkah polisi menahan Arsad banyak mengundang protes di kalangan publik. Alasanya Arsad adalah rakyat kecil yang sebenarnya tidad tahu apa-apa mengenai dunia politik. Bahkan secara pendidikan ia tidak lulus di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Begitu juga keluarganya secara ekonomi adalah orang tidak mampu. Ibu Arsad , Mursidah 49 tahun setiap hari hanya bekerja mengupas bawang merah ataupun bawang putih kiriman dari Pasar Induk Kramat Djati Jakarta Timur, sedangkan bapaknya Syarifuddin bekerja sebagai buruh bangunan.
Selain mengupas bawang, Mursidah juga terkadang bekerja sebagai buruh cuci pakaian. Hal itu disampaikan oleh Elsa yang merupakan bibi dari Arsad. Menurutnya, pekerjaan yang tidak pasti sering membuat keluarga Arsad kekurangan untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya.
“Kalau ngupas bawang 1 Kg, dibayar Rp 1500. Kalau Arsad sehari kerja dibayar Rp 35000,” ujar Elsa saat ditemui di rumahnya Jalan Haji Jum, RT 9/1 Kelurahan Rambutan, Kecamatan Cirasan, Jumat (31/10/2014).
Korban Banjir
Bahkan dari pantauan Wartabuana.com, kondisi Rumah Arsad juga bisa dibilang sederhana. Arsad bersama keluarga tinggal tepat di pinggir sungai Cipinang. Menurut Elsa, keluarga Arsad setiap tahun sudah terbiasa kena banjir, dan terpaksa mengungsi ke tempat saudaranya.”Ya langganan banjir, kalau lagi gede air-nya bisa nyampai 2 meter masuk ke rumah,” terangnya.
Hampir setiap tahun, Arsad dan keluarga merasakan dampak banjir. Bahkan, menurut keterangan Elsa, setiap lima tahun sekali rumah Arsad sering terkena banjir bandang kiriman dari Kota Bogor, Jawa Barat. Terlebih tepat samping kiri rumah Arsad adalah tempat pembuangan sampah yang sudah membumbung tinggi seperti gunung.
Keluarga Arsad bukanlah orang asli Jakarta. Ibu dan Bapaknya kata Elsa asli orang Tangerang. Namun diketahui keluarga Arsad sudah tinggal di Jakarta cukup lama. Meski demikian, Arsad bersama keluarga belum memiliki rumah pribadi. Mereka masih ngontrak. “Masih ngontrak sebulan Rp 500 punya Haji Romli,” terangnya.
Mursidah sendiri bersama Bapaknya tidak berada di rumah. Keduanya sudah pergi sejak pagi pukul 8.00 WIB, ke Mabes Polri untuk menemui Arsad, yang dikabarkan tengah di rawat di rumah sakit Polri, karena sakit. “Mau jenguk anaknya kemarin belum sempat ketemu,” jelasnya. []