Oleh : Candra Suwono
Teori Francis Fukuyama mengatakan, masa depan dunia akan terbentuk secara universal dengan prinsip pasar bebas, demokrasi barat, liberal dan secara mutlak akan diadopsi oleh negara berkembang untuk menjadi maju dan modern. Dan apabila pencapaian akhir negara berkembang menjadi modern akan sama dengan Amerika Serikat, maka dunia akan semakin ter-barat-kan.
Seiring dengan sumber United States Strategi Plan For International Affairs yang diliris Department of State, Washington DC tahun 1999, menyebutkan bahwa Amerika Serikat berambisi untuk mengatur seluruh dunia berdasarkan kepentingannya, sebagaimana terlampir dalam rencana strategisnya dalam hubungan internasional disebutkan, bahwa tujuan kepemimpinan negara adidaya itu adalah untuk menciptakan dunia yang demokratis demi keunggulan dan keuntungan bangsa Amerika Serikat.
Maka dunia global di-‘brain wash’ sedemikian rupa, sehingga seolah-olah hanya ada satu sistim saja untuk menjadi negara maju, yakni hanya melalui demokrasi barat dengan pasar bebasnya,sehingga banyak negara berkembang berusaha mengadopsinya,termasuk Indonesia.
Padahal did unia ini banyak jenis demokrasi,seperti Demokrasi parlementer, pemokrasi presidensial, demokrasi Islam, demokrasi sosial, demokrasi langsung dan tidak langsung, demokrasi otoriter oleh lembaga negara dan demokrasi kerakyatan. Tapi semua tidak diakui oleh dunia barat sebagai demokrasi dan hanya demokrasi liberal yang benar menurut Amerika Seriakt.
Tapi justru founding father Republik Rakyat China melakukan revolusi demokrasi barat yang diterapkan Dr.Sun Yat Sen, yaitu tiga pilar demokrasi yang mengadopsi demokrasi barat menjadi demokrasi rakyat, perwakilan dari rakyat untuk rakyat.
Dan berhasil membawa rakyatnya keluar dari penindasan imperialisme asing, penindasan tuan tanah feodalisme dan kaum kapitalis birokrat yang menindas rakyatnya, dan berhasil meletakkan dasar pondasi ekonomi yang mandiri berazas kan ekonomi sosialisme.
Maka, kebangkitan Republik Rakyat China hari ini sudah mematahkan teori Francis Fukuyama dan sudah dibantah sendiri oleh beliau, dan dapat disimpulkan bahwa demokrasi hanya relatif saja.
Republik Rakyat China sudah membuktikan, bahwa untuk menjadi bangsa yang modern dan untuk mencapai kemakmuran rakyat, demokrasi barat bukanlah satu-satunya jalan, China sudah membuktikan bahwa demokrasi kerakyatan dengan ekonomi sosialis, jauh lebih unggul dibanding demokrasi barat dengan ekonomi kapitalisnya. Dan lebih menghargai hak asasi rakyatnya berdasarkan penegakan hukum yang berkeadilan.
Maka bangsa Indonesia tidaklah perlu mengadopsi sistim barat, karena founding father Kita sudah meletakkan dasar-dasar demokrasi dan sistim ekonomi yang sesuai dengan karakter bangsa kita, yakni demokrasi pancasila dan ekonomi gotong royong.
Sisteme tersebut dapat dijabarkan dan di-implementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dan diyakini akan membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik karena demokrasi Pancasila adalah demokrasi perwakilan, sedangkan ekonomi gotong royong lebih mirip pada sistim ekonomi sosialis. []