Saturday, July 19, 2025
wartabuana
  • HOME
  • BERITA GLOBAL
    • ARENA
    • KESEHATAN
    • PERISTIWA
    • SOSBUD
    • POLITIK DAN HUKUM
    • MILITER
  • NASIONAL
    • NUSANTARA
  • NDLEMING
    • FAJAR BARU & HARAPAN BARU
    • ESTAFET KEBANGSAAN
    • PENGEMBAN MISI KERAKYATAN
    • DAULAT RAKYAT & DAULAT TUANKU
    • IKHTIAR WUJUDKAN DAULAT RAKYAT
    • JALAN TERJAL MERAJUT KESEJAHTERAAN
  • HIBURAN
  • RELEASE
  • WB CHANNEL
  • KIAT SEHAT
  • WOW
  • OPINI
  • FOTO BERITA
  • LAINNYA
    • CLOSE UP
    • ENTERPRENEUR
    • ETALASE
    • KOMUNITAS
    • PARLEMEN
    • RILEKS
    • KISAH HUMAN INTEREST
No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA GLOBAL
    • ARENA
    • KESEHATAN
    • PERISTIWA
    • SOSBUD
    • POLITIK DAN HUKUM
    • MILITER
  • NASIONAL
    • NUSANTARA
  • NDLEMING
    • FAJAR BARU & HARAPAN BARU
    • ESTAFET KEBANGSAAN
    • PENGEMBAN MISI KERAKYATAN
    • DAULAT RAKYAT & DAULAT TUANKU
    • IKHTIAR WUJUDKAN DAULAT RAKYAT
    • JALAN TERJAL MERAJUT KESEJAHTERAAN
  • HIBURAN
  • RELEASE
  • WB CHANNEL
  • KIAT SEHAT
  • WOW
  • OPINI
  • FOTO BERITA
  • LAINNYA
    • CLOSE UP
    • ENTERPRENEUR
    • ETALASE
    • KOMUNITAS
    • PARLEMEN
    • RILEKS
    • KISAH HUMAN INTEREST
No Result
View All Result
wartabuana
No Result
View All Result
Home NDLEMING POLITIK Dr.J. KRISTIADI ESTAFET KEBANGSAAN

Menguatnya Dikotomi Sipil-Militer

Mantan-mantan petinggi militer diakomodasi di beberapa partai, seperti Mayjen (Purn) Theo Syafei di PDI-P, Letjen (Purn) Budi Harsono (Partai Golkar), Mayjen (Purn) Ferry Tigogoy (PKB), Mayjen (Purn) Soewarno Hadiwidjojo (PAN).

wartabuana by wartabuana
Wednesday, 25 August 2021 07:18 AM
in ESTAFET KEBANGSAAN
11
47
VIEWS

Oleh: J Kristiadi

ARTIKEL ini ingin memberi klarifikasi terhadap artikel Rizal Sukma, Direktur Studi CSIS, “Militer, Sipil, dan Politik Indonesia” (Kompas, 6 Mei 2004).

Catatan itu sebagai berikut. Pertama, kesan penulis gembira atas hasil konvensi Golongan Karya (Golkar), menunjuk artikel “Kemenangan Wiranto, Kemenangan Nurani Konvensi Golkar” (Kompas, 22/4/2004), dapat dipahami. Hal itu menyangkut persepsi subyektif masing-masing pembaca. Tetapi, tidak bolehkah orang bergembira melihat hasil konvensi terkait sikap peserta konvensi, khususnya para calon presiden (capres) yang telah bertanding habis-habisan berbulan-bulan, berakhir dengan saling menunjukkan sikap ksatria?

RelatedPosts

Munas Partai Golkar : Ujian Demokratisasi Internal Partai

Tugas Kabinet Indonesia Bersatu: Mengubah Janji Menjadi Bukti

Koalisi Kebangsaan, Hentikan Manuver!

Meski kalah, Akbar Tandjung menerimanya dengan sikap gentleman. Sementara pemenang konvensi, Jenderal (Purn) Wiranto, dengan rendah hati mengatakan, ini kemenangan seluruh komponen Partai Golkar, bukan kemenangan pribadi. Sikap kedua orang itu mungkin dapat dijadikan pelajaran, terutama bagi elite politik yang sulit menerima kekalahan.

Kedua, terkait kata gembira adalah kata nurani. Hal ini berkenaan sinyalemen terjadinya permainan politik uang dalam tulisan “Dirty Convention Could Hurt Golkar  Candidate (The Jakarta Post, 30/4/2004).

Dugaan money politics dalam konvensi Partai Golkar juga dapat dipahami. Selain suara itu keras terdengar, aroma permainan uang dalam dunia politik di Indonesia dewasa ini memang sangat keras meski sulit dibuktikan. Sekiranya dugaan itu benar, tampaknya permainan uang lebih mungkin pada putaran pemilihan pertama yang dimenangkan Akbar.

Pemilihan tahap kedua bagi sementara orang dianggap sulit melakukan politik uang karena waktu terlalu pendek dan sulit melakukan penggalangan lagi.

Karena itu, menurut pendapat penulis, peserta konvensi dihadapkan dua hal. Pertama, melakukan kalkulasi rasional tentang siapa yang dianggap mampu melawan capres dari partai lain. Kedua, menanyakan kepada nurani masing-masing, siapa yang pantas dipilih. Jadi, kata nurani adalah nurani konvensi.

MENGENAI substansi, artikel ini akan lebih mudah bila ditelusuri secara singkat proses perjalanan reformasi. Salah satu keberhasilan yang patut dicatat dan harus terus diperjuangkan adalah keberhasilan kubu reformis memotong institusi TNI dari keterlibatannya dalam politik praktis.

Selain itu, dapat disebutkan mengenai pemisahan Polri dari TNI, terbitnya UU Pertahanan yang memperjelas fungsi TNI (meski masih banyak regulasi lain diperlukan), serta wacana publik yang ingin merumuskan gagasan mendasar berkenaan masalah keamanan (security); pertahanan, struktur TNI, dan sebagainya. Dalam proses itu, sebenarnya arah untuk mewujudkan TNI yang profesional memberi kesan, antara sipil dan militer berjalan beriringan. Meski harus diakui banyak sekali agenda yang kadang menimbulkan perdebatan sengit.

Bersamaan dengan proses itu, tidak dapat dibantah terjadi indikator yang agak memprihatinkan berupa munculnya ke permukaan sifat-sifat atau karakter militeristik di kalangan elite politik sipil. Misalnya, sebagian partai alih-alih menyusun kader yang mempunyai keterampilan politik, tetapi justru membentuk satgas-satgas partai yang dilatih dan diberi seragam mirip militer sehingga berperilaku lebih tentara dari militernya sendiri.

Selain itu, mantan-mantan petinggi militer diakomodasi di beberapa partai, seperti Mayjen (Purn) Theo Syafei di PDI-P, Letjen (Purn) Budi Harsono (Partai Golkar), Mayjen (Purn) Ferry Tigogoy (PKB), Mayjen (Purn) Soewarno Hadiwidjojo (PAN).

Kemesraan TNI-sipil juga tercermin dari niat Amien Rais berencana menggaet Jenderal (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi wakil presiden (wapres). Alasannya untuk menciptakan image baru dan menghilangkan dikotomi sipil-militer (Kompas, 11/1/ 2004). Namun, karena SBY saat itu menunjukkan tanda-tanda perolehan suaranya lebih besar dari PAN, rencana pun batal.

Tampaknya Amien Rais masih berminat memilih wapres dari militer. Alasannya, negeri ini masih membutuhkan kelompok ini (TNI) guna memecahkan masalah bangsa (Koran Tempo, 15/4/2004). Karena itu, muncul spekulasi calon wapres Amien Rais mungkin Jenderal Endriartono Sutarto (Panglima TNI) atau Jenderal (Purn) Agum Gumelar (Koran Tempo, 16/4/2004). Dari situ, dikotomi sipil-militer di kalangan elite politik telah mencair.

PERKEMBANGAN berikut menunjukkan, munculnya SBY dan Wiranto sebagai capres, dikotomi sipil-militer menajam lagi. Hal itu mungkin disebabkan beberapa hal.

Pertama, munculnya kedua calon mengingatkan masyarakat, terlebih elite, akan kembalinya kekuatan militeristik yang tidak saja memonopoli kekuasaan, tapi juga kebenaran.

Kedua, akibat persaingan politik, khususnya pemilihan capres, yang saat ini dapat dikatakan mewakili dua kubu. Kubu pertama mewakili kalangan sipil, kombinasi Megawati-Hasyim Muzadi dan Amien Rais-Siswono (meski belum pasti) di satu pihak, dengan kubu SBY-Jusuf Kalla dan WirantoûSolahuddin Wahid (?) di pihak lain.

Persaingan merebut puncak kedudukan eksekutif dapat mempengaruhi meningkatnya wacana dikotomi sipil-militer. Terakhir, keterlibatan pribadi maupun kelompok yang berkepentingan atas kemenangan salah satu capres karena terkait kepentingan subyektif.

Terlepas dari situasi kian panas berkait perdebatan dikotomi sipil-militer, wacana ini dapat menjadi positif bila semua pihak dapat mengambil hikmahnya. Bagi capres dari kalangan militer, wacana ini merupakan peringatan dini, kehadirannya amat diwaspadai masyarakat. Karena itu, andaikata berhasil menjadi presiden, hanya satu jalan yang harus ditempuh: kerja keras habis-habisan dan mewujudkan janji- janji.

Jangan pernah bermain-main dengan kepercayaan yang telah diberikan rakyat. Rakyat telah terlalu lama menderita dan menunggu pemimpin yang mempunyai komitmen kepada keprihatinan rakyat.

Bagi elite sipil, juga harus terus meningkatkan kemampuannya membangun infra struktur politik agar kehidupan demokrasi bisa diwujudkan. Hanya dengan cara inilah kembalinya militerisme dalam dunia politik dapat dicegah.

Perlu diingat, sistem demokrasi tidak dapat diharapkan menghasilkan presiden atau apa pun sebutannya yang ideal bagi seluruh warga. Tetapi, rakyat dapat mengoreksi kesalahannya sendiri secara beradab bila rakyat salah memilih pemimpin. Karena itu, ungkapan Cak Nur perlu direnungkan semua pihak. Dalam sistem demokrasi, siapa pun yang terpilih secara demokratis menjadi presiden harus diterima, tetapi masyarakat juga harus membangun kekuatan agar dapat melakukan kontrol dan mendorongnya agar perubahan ke arah kehidupan politik yang demokratis dapat diwujudkan.[]

 

Pernah dipublikasikan di KOMPAS, 07 Mei 2004.

 

Tags: Dikotomi Sipil-Militerj kristiadiKonvensi Golkarndleming politiksurya palohwiranto
Previous Post

“Skin” Album Terbaru Rinni Wulandari Berisi Kisah Hidupnya

Next Post

Pembukaan Paralimpiade Tokyo 2020

Next Post
Api kaldron dinyalakan saat upacara pembukaan Paralimpiade Tokyo 2020 di Tokyo, Jepang, pada 24 Agustus 2021. (Xinhua/Cheong Kam Ka)

Pembukaan Paralimpiade Tokyo 2020

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ADV

KESEHATAN

  • All
  • KESEHATAN
KESEHATAN

Tim Ilmuwan di Australia Temukan Jalur yang Lebih Aman untuk Terapi Gen

by RedaksiFK
Tuesday, 15 July 2025

SYDNEY, 15 Juli (Xinhua) -- Tim ilmuwan di Australia berhasil mengidentifikasi sebuah jalur (gateway), yang sebelumnya tidak diketahui, ke dalam...

Read moreDetails

Studi Temukan Obat Antimual Bantu Lawan Kanker Payudara

Tuesday, 15 July 2025

Gelombang Panas di China Picu Lonjakan di Sektor Cooling Economy

Tuesday, 15 July 2025

Ilmuwan Australia Kembangkan Obat Suntik Mingguan yang Transformasi Perawatan Penyakit Parkinson

Monday, 14 July 2025
Seorang wanita menyusuri sebuah jalan sambil membawa payung di Osaka, Jepang, pada 10 Juli 2025. (Xinhua/Jia Haocheng)

Jepang Dilanda Suhu Ekstrem, Peringatkan Warga akan Sengatan Panas

Friday, 11 July 2025
Orang-orang menyejukkan diri di air mancur sebuah taman di Madrid, Spanyol, pada 29 Juni 2025. (Xinhua/Gustavo Valiente)

Wawancara: Ilmuwan Iklim Sebut Eropa Hadapi Gelombang Panas yang Datang Lebih Awal dan Lebih Kuat

Thursday, 10 July 2025
Xinhua News Agency

Juni 2025 Jadi Bulan Juni Terpanas Ketiga dalam Sejarah Dunia

Wednesday, 9 July 2025
Load More

KANAL

Ditengah derasnya arus informasi terutama dari dunia barat dan dari lokal, di era keterbukaan dan diera dimana negara-negara Timur sudah maju mengejar dunia Barat, terasa ada kebutuhan adanya arus informasi yang mumpuni dan dapat diandalkan yang mewakili dunia Timur.

Untuk itu, wartabuana.com menyajikan setiap harinya sekitar 90 berita dalam bentuk artikel, foto dan video dari Kantor Berita Xinhua.

Ditengah era digital yang serba cepat ini, wartabuana.com mengarsipkan artikel-artikel menarik karya Dr. J. Kristiadi yang pernah dipublikasikan di media nasional dalam Rubrik NDLEMING POLITIK J. KRISTIADI.

Artikel Opini dari Hasto Kristianto, Sekjen PDI-P  telah kami himpun dalam Rubrik Nada Kebangsaan.

Kami siap menampung dan menyiarkan tulisan dari beberapa tokoh nasional lainnya sehingga wartabuana.com bisa menjadi tempat rujukan bagi pembacanya.

Semoga sajian kami bisa memenuhi kebutuhan kita semua.

TERKINI

Foto dokumentasi menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) bertemu dengan Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan di Moskow, Rusia, pada 5 Maret 2020. (Xinhua/Sputnik)

Erdogan dan Putin Bahas Bentrokan dan Serangan Israel di Suriah Via Telepon

Saturday, 19 July 2025
Foto yang diabadikan pada 12 April 2023 ini menunjukkan seorang staf sedang memperkenalkan produk sarang burung walet yang diimpor dari Indonesia di sebuah pameran di Provinsi Hainan, China selatan. (Xinhua)

10 Perusahaan Makanan Indonesia Gelar Konferensi Daring dengan Calon Pembeli di China

Saturday, 19 July 2025
Sejumlah orang mengunjungi area ekshibisi Volkswagen Group dalam ajang New York International Auto Show 2025 di Javits Center di New York, Amerika Serikat, pada 16 April 2025. (Xinhua/Liu Yanan)

Ekspor Mobil Jerman ke AS Anjlok di Tengah Kenaikan Tarif

Saturday, 19 July 2025
Foto yang diabadikan pada 17 Juli 2025 ini menunjukkan robot-robot di stan Nvidia dalam Pameran Rantai Pasokan Internasional China (China International Supply Chain Expo/CISCE) ketiga di Beijing, ibu kota China. (Xinhua/Ding Hongfa)

Sorotan Kerja Sama dan Keterbukaan di Ajang CISCE 2025

Saturday, 19 July 2025
Foto yang diabadikan pada 18 Juli 2025 ini menunjukkan Xiao Yulan, seorang livestreamer muda, sedang mempromosikan sejumlah produk via siaran langsung daring (livestream) di Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan. (Xinhua)

Mode Pendidikan Kejuruan yang Integrasikan Penerapan di Guangxi Buka Peluang bagi Pemuda ASEAN

Saturday, 19 July 2025
Foto yang diabadikan pada 10 Mei 2024 ini menunjukkan sebuah bijih tanah jarang di sebuah museum tanah jarang di Baotou, Daerah Otonom Mongolia Dalam, China utara. (Xinhua/Li Zhipeng)

China Temukan Jenis Baru Tanah Jarang di Mongolia Dalam

Friday, 18 July 2025

REDAKSI

  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • T O S
No Result
View All Result
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Sitemap Page
  • T O S

Copyright © 2024 WartaBuana.Com - Developed by WB Team.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA GLOBAL
    • ARENA
    • KESEHATAN
    • PERISTIWA
    • SOSBUD
    • POLITIK DAN HUKUM
    • MILITER
  • NASIONAL
    • NUSANTARA
  • NDLEMING
    • FAJAR BARU & HARAPAN BARU
    • ESTAFET KEBANGSAAN
    • PENGEMBAN MISI KERAKYATAN
    • DAULAT RAKYAT & DAULAT TUANKU
    • IKHTIAR WUJUDKAN DAULAT RAKYAT
    • JALAN TERJAL MERAJUT KESEJAHTERAAN
  • HIBURAN
  • RELEASE
  • WB CHANNEL
  • KIAT SEHAT
  • WOW
  • OPINI
  • FOTO BERITA
  • LAINNYA
    • CLOSE UP
    • ENTERPRENEUR
    • ETALASE
    • KOMUNITAS
    • PARLEMEN
    • RILEKS
    • KISAH HUMAN INTEREST

Copyright © 2024 WartaBuana.Com - Developed by WB Team.