WARTABUANA – Jengkol (Pithecollobium lobatum Benth), ternyata menjadi salah satu tumbuhan yang banyak diteliti. Ternyata berdasarkan pengobatan tradisional jengkol bisa sebagai obat mencegah diabetes.
Penelitian yang dilakukan pada bagian kulit jengkol, telah berhasil mengungkap kandungan akan beberapa beberapa senyawa kimia metabolit sekunder seperti flavonoida, saponin, tannin, kalsium, steroid, glikosida dan fosfor. Sekitar 2% dari seluruh karbon yang difotosintesis oleh tumbuhan diubah, menjadi flavonoida.
Hal ini menjadikan flavonoida sebagai salah satu fenol alam terbanyak. Selain flavonoid, tannin juga dikenal sebagai antioksidan yang berperan dalam mengatasi stress oksidatif dari radikal bebas yang merusak pembuluh darah terutama pada diabetes mellitus.
Senyawa antioksidan yang terkandung pada jengkol berpotensi sebagai antidiabetes yang mampu mencegah oksidasi glukosa dalam darah. Selain itu zat besi yang dikandung jengkol cukup tinggi yaitu 4,5 gram per 100 gram buah jengkol. Hal ini sangat berarti pada pencegahan anemia, terutama pada ibu hamil.
Jengkol merupakan tumbuhan yang khas terdapat di wilayah Asia Tenggara. Beberapa Negara seperti Malaysia, Thailand, dan Indonesia mengkonsumsinya sebagai bagian bahan pangan sehari-hari. Di daerah Sumatera, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, tumbuhan ini banyak dijumpai di kebun warga masyarakat, ditanam dengan metode sederhana.[]