JAKARTA, WB – Kasus penghinaan terhadap Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menjadi `bola liar`. Menkum HAM Yasonna Laoly meminta pihak kepolisian tidak terlalu over reaktif menyikapi kasus ini.
“Saya kira itu jangan terlalu over reaktif. Saya sangat prihatin dengan itu. Saya kira teman-teman dari kepolisian jangan over reaktif juga,” kata Yasonna usai sidak di Lapas Cipinang, Rabu (29/10) malam.
Yasonna meminta pihak kepolisian melihat secara jernih kasus ini. Sebab menurut pria asal Nias ini, Presiden Jokowi juga tidak terlalu ambil pusing dengan kasus ini kecuali yang menyangkut dengan keamanan negara dan ancaman fisik.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Pol Boy Rafli Amar membenarkan adanya penangkapan terhadap pelaku yang diduga melakukan penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Muhammad Arsyad (23), tukang tusuk sate ditangkap polisi karena memasang foto editan adegan persetubuhan yang diganti wajahnya dengan gambar Jokowi dan Megawati. Kemudian gambar tidak senonoh itu diunggah di akun facebook atas nama Asrsyad Assegaf.
“Ada, terkait ITE (informasi dan transaksi elektronik) serta pornografi,” ujar Boy, di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (29/10/2014).
Kasus ini dilaporkan sebelum Jokowi terpilih menjadi presiden oleh politikus PDIP Henry Yosodiningrat. Ketika itu, ia diminta untuk melaporkan adanya gambar yang menghina Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Jokowi, yang saat itu sebagai calon presiden. []