WARTABUANA- Telah lima kali berkunjung ke Xinjiang, China, sejak 1977, Dogu Perincek, Ketua Partai Patriotik Turki, selalu merasa terkesan oleh perubahan-perubahan baru di daerah tersebut.
“Setiap kali saya mengunjungi Xinjiang, saya bisa melihat daerah yang benar-benar baru,” tutur Perincek di sela-sela konferensi daring (online) tentang pembangunan Daerah Otonom Uighur Xinjiang.
Dia terkesan dengan kemajuan ekonomi dan sosial Xinjiang yang pesat, serta perlindungannya yang efektif terhadap keberagaman budaya etnisnya. “Di saluran televisi mana pun di Xinjiang, Anda dapat menemukan program-program yang disiarkan dalam bahasa etnis setempat.”
Pemimpin partai Turki itu bukan satu-satunya yang takjub oleh berbagai perubahan di Xinjiang. Lebih dari 300 pemimpin partai asing dan tokoh masyarakat dari 80 lebih negara dan kawasan yang menghadiri konferensi online pada Senin (22/2) itu membagikan pandangan mereka tentang pembangunan di Xinjiang, serta menepis berbagai rumor tentang daerah yang pernah diterpa terorisme, ekstremisme, dan separatisme tersebut.
![](https://www.wartabuana.com/wp-content/uploads/2021/02/xinjiang1.jpg)
Menepis Rumor
Solly Mapaila, Deputi Pertama Sekretaris Jenderal Partai Komunis Afrika Selatan, juga pernah mengunjungi Xinjiang dan merasa terkesan oleh kondisi kehidupan warga setempat maupun berbagai kemajuan.
“Semua kebohongan yang pernah dikatakan tentang China, khususnya tentang daerah Xinjiang, tentang penyingkiran atau eliminasi, benar-benar keliru,” kata Mapaila. Dia menambahkan bahwa berakhirnya kemiskinan absolut di Xinjiang menunjukkan upaya pemerintah dan Partai Komunis China (Communist Party of China/CPC) “membuahkan hasil.”
Data statistik resmi menunjukkan bahwa dari 2010 hingga 2018, populasi etnis Uighur di Xinjiang naik dari 10,17 juta jiwa menjadi 12,72 juta jiwa, meningkat 25,04 persen.
Tingkat pertumbuhan populasi etnis Uighur ini bukan hanya lebih tinggi daripada tingkat pertumbuhan populasi total Xinjiang, yang berada di angka 13,99 persen, tetapi juga lebih tinggi daripada tingkat pertumbuhan populasi semua kelompok etnis minoritas yang berada di angka 22,14 persen, apalagi dibandingkan populasi etnis Han di Xinjiang yang berada di angka 2 persen.
![](https://www.wartabuana.com/wp-content/uploads/2021/02/xinjiang2.jpg)
Selain menepis berbagai rumor tentang Xinjiang, banyak hadirin asing juga menyuarakan dukungan dan apresiasi terhadap berbagai kebijakan yang membantu mempertahankan stabilitas dan pembangunan Xinjiang.
Kawa Mahmoud, Sekretaris Komite Sentral Partai Komunis Kurdistan/Irak, mengatakan bahwa upaya Xinjiang memerangi terorisme dan ekstremisme sangat berharga untuk dipelajari karena daerah tersebut mencatatkan pertumbuhan yang stabil dan tidak ada serangan teroris selama lebih dari empat tahun.
Upaya antiterorisme dan antiekstremisme Xinjiang dibangun berdasarkan perlindungan kebebasan keyakinan beragama dan didukung oleh kebijakan pro-pembangunan, tutur Mahmoud.
Sergey Sanakoev, Presiden Pusat Penelitian Kawasan Asia-Pasifik di Rusia, mengatakan bahwa pembangunan nyata di bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan di Xinjiang tercapai berkat sosialisme dengan karakteristik China, yang mengutamakan kesejahteraan masyarakat.
Kehidupan Lebih Baik
Memenuhi aspirasi warga untuk kehidupan yang lebih baik merupakan salah satu komitmen konsisten CPC, dan keyakinan ini dipraktikkan dengan baik di Xinjiang, menurut Song Tao, Menteri Departemen Internasional Komite Sentral CPC.
Song melanjutkan bahwa CPC bersedia memperdalam pertukaran mengenai tata kelola dengan partai-partai politik lain di seluruh dunia guna membantu upaya global mewujudkan kehidupan yang lebih baik dan membangun komunitas dengan masa depan bersama untuk umat manusia.
Ranagul Hudabadi, seorang ibu dengan tiga orang anak di Kashgar, Xinjiang selatan, memaparkan dalam konferensi tersebut tentang baiknya perawatan yang dia dapatkan selama masa kehamilan. Dia menambahkan bahwa anak-anaknya mendapatkan pendidikan gratis. “Saya mendapat tes kehamilan dan beberapa layanan lainnya secara gratis dari klinik setempat. Dan anak-anak saya mendapat pendidikan gratis dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.”
Sebagai Imam di Masjid Id Kah yang tersohor di Kashgar, Memet Jume mengatakan bahwa negara sepenuhnya melindungi kebebasan beragama dan memperbaiki fasilitas masjid, yang kini mendapat pasokan air panas kontinu dan dilengkapi toilet berpenyiram.
Tusennisa Eli, seorang lulusan pusat pelatihan dan pendidikan kejuruan di Hotan, membagikan pengalaman nyatanya di dalam fasilitas tersebut. Dia mengatakan tidak ada “kerja paksa” di semua bagian di fasilitas tersebut.
“Kami memilih pelajaran keterampilan kejuruan berdasarkan keinginan sendiri,” tutur warga Xinjiang bagian selatan itu, yang memilih mempelajari keterampilan menjahit karena kecintaannya terhadap dunia mode. Perempuan itu kini memiliki penghasilan lebih dari 4.000 yuan (1 yuan = Rp2.181) setiap bulan sebagai pengawas workshop di sebuah perusahaan pakaian.
![](https://www.wartabuana.com/wp-content/uploads/2021/02/xinjiang3.jpg)
Data resmi menunjukkan bahwa pendapatan yang siap dibelanjakan (disposable income) per kapita dari warga perkotaan di Xinjiang rata-rata naik 5,8 persen per tahun dalam lima tahun terakhir, sedangkan untuk warga pedesaan naik 8,3 persen.
“Apa yang telah dilakukan Xinjiang terbuka dan jujur, serta berupaya memberikan manfaat bagi orang-orang di semua kelompok etnis,” tutur Ketua CPC Xinjiang Chen Quanguo.
Xinjiang akan mempertahankan pembangunan yang berpusat pada masyarakat demi meningkatkan keamanan dan kesejahteraan warga setempat, imbuhnya. Selesai
(Reporter video: Zhang Xiaocheng, Aman; Editor video: Yang Zhixiang, Zhu Cong)