JAKARTA, WB – Mantan Panglima ABRI Jendral (Purn) Wiranto menyatakan siap dikonfrontrir dengan Prabowo Subianto, jika dari kubu Prabowo ada yang merasa keberatan mengenai pemecatan mantan Danjen Kopasus Prabowo Subianto, melalui surat yang dikeluarkan oleh Dewan Kehormatan Perwira (DKP).
Hal itu dilakukan, agar Prabowo bisa menyampaikan hal-hal yang dianggap tidak sesuai. Menurut Wiranto pernyataannya selama ini mengenai pemecatan Prabowo dianggap sudah profesional dan sesuai dengan fakta yang ada, bukan berdasarkan fitnah seperti anggapan banyak orang.
“Pernyataan saya ini sudah sangat profesional. Kalau ada yang tidak sepakat atau tidak sesuai dengan yang dipahami, saya kira Pak Prabowo bisa menyampaikan keberatan kepada saya,” ujarnya di Jakarta, Selasa (24/6/2014).
Ketua Hanura ini mengau kecewa dengan sikap pendukung Prabowo Subianto yang ramai-ramai mencela dirinya. Wiranto menganggap apa yang disampaikan oleh mereka (kubu Prabowo) bukan bagian dari kritik yang membangun, melainkan cacian karena memakai kalimat yang tidak santun.
Untuk itu, guna mengklarifikasi dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Prabowo pada tahun 1998. Wiranto siap mempertangung jawabkan pernyataannya. Apa yang menjadi keberatan oleh Prabowo selama ini bisa disampaikan langsung. Setelah itu Wiranto siap memberikan penjelasan lagi ke publik.
“Tidak kemudian beramai-ramai ada reaksi yang cukup keras, bahkan saya anggap berlebihan dengan kata-kata yang tidak pantas dan tidak patut. Bahkan disertai ancaman,” terangnya.
Sebagai mantan anggota ABRI, Wiranto juga mengaku tidak takut dan akan bersikap kesatria menghadapi persoalan ini. Ia akan terus menyampaikan sesuatu yang dianggapnya benar.
Diketahui, kasus pelanggaran HAM oleh Prabowo, kembali diangkat oleh Wiranto Dalam jumpa presnya pekan lalu ia mengatakan, beredarnya surat Dewan Kehormatan Perwira (DKP) mengenai pemecatan Prabowo sebagai anggota TNI adalah benar adanya.
Wiranto yang kini ikut barisan pendukung Joko Widodo juga mengatakan, Prabowo yang saat itu menjabat sebagai Kepala Danjen Kopassus bintang dua, terlibat dalam aksi penculikan dan kekerasan terhadap sejumlah aktivis demokrasi dan mahasiswa.
Menurutnya sekarang tidak penting untuk membahas apakah Prabowo dipecat secara hormat atau tidak. Wiranto mengaku tidak mau terjebak kepada istilah tapi lebih kepada subtansi, dengan melihat penyebab mengapa Prabowo dipecat.
Menanggapi hal itu, sekretaris Tim Pemenangan Prabowo-Hatta itu, menilai, Wiranto adalah bekas Jendral yang pengecut yang tidak mau bertanggung jawab atas tindakan anak buahnya dalam aksi kerusuhan 1998 di Jakarta. ”Makanya kalau dia bilang menuding Prabowo terlibat. Maka Wiranto menurut saya Jendral yang pengecut dan pecundang,” ujarnya di Jakarta, Jumat (21/6/2014).
Seperti biasa Fadli, juga terus membantah keterlibatan Prabowo, karena secara fakta hukum di pengadilan tidak terbukti. Ia mengatakan, kerusuhan pada tahun itu juga berdasarkan instruksi oleh panglima untuk mengamankan pihak-pihak yang menjadi otak dibalik kerusuhan 98. Menurutnya Wiranto dari dulu memang tidak pernah suka dengan Prabowo.
“Wiranto itu lagi ngigau. Sekarang kesalahan Prabowo apa? Itu tidak pernah terbukti dalam suatu sistem terbuka. Wiranto dari dulu tidak pernah suka dengan Prabowo, dan dialah orang yang harus bertanggung jawab atas kerusuhan itu karena dia komando tertinggi dan sudah melakukan pembiaran,” terangnya.[]