WARTABUANA – Presiden Botswana Mokgweetsi Masisi pada Jumat (26/2) mengatakan bahwa varian COVID-19 yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan didapati sebagai varian yang paling dominan di Botswana.
Saat menjelaskan situasi pandemi kepada publik, Masisi mengatakan penelitian mengindikasikan bahwa 80 persen kasus lokal merupakan varian yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan, yang dilaporkan lebih mudah menular.
Botswana sebelumnya menutup perbatasan dengan Afrika Selatan kecuali untuk perjalanan esensial. Namun, negara tersebut membuka kembali perbatasan itu pada Desember 2020.
Untuk mengatasi pandemi, para pejabat bidang kesehatan Botswana memberlakukan jam malam serta melarang penjualan dan konsumsi alkohol.
Dalam pidatonya, Masisi mengatakan, jam malam akan diperpanjang hingga 31 Maret mendatang. [Xinhua]