WARTABUANA – Punya kebiasaan mendengkur tidak hanya merugikan diri sendiri, tapi juga mengganggu orang lain yang tidur bersama anda di malam hari.
Menurut Dr. M. Safwan Badr, presiden American Academy of Sleep Medicine, mendengkur terjadi ketika seseorang harus `berjuang keras` untuk bernafas di saat tidur.
Terhambatnya jalan udara saat kita tidur dapat disebabkan oleh berbagai factor, entah dari berat tubuh berlebih atau kondisi sleep apnea.
Kini di apotek atau toko alat kesehatan sudah banyak yang menjual `penjepit` hidung untuk mencegah terjadinya dengkuran saat tidur. Namun selain menimbulkan rasa tidak nyaman ketika dipakai pertama kali, alat ini hanya berfungsi mengurangi volume dengkuran dan tidak menghilangkannya.
Cara kedua yang cukup efektif yaitu menurunkan berat badan bagi anda yang merasa punya bobot berlebih. Kegemukan dapat menyebabkan timbulnya jaringan berlebih yang kemudian dapat menghambat aliran udara saat tidur.
Cara ketiga yaitu tidur dengan posisi menghadap ke samping. Menurut Badr, posisi tidur telentang memberikan tekanan lebih pada bagian tenggorokan sehingga semakin memperparah dengkuran.
Untuk membedakan apakah ada atau tidaknya sindrom sleep apnea pada si pendengkur, Badr menuturkan prosedur continuous positive airway pressure (CPAP) untuk merawat kondisi seseorang yang selalu mendengkur.
Biasanya pengidap sleep apnea tidak mempan jika diatasi dengan metode CPAP. Mereka yang merasa punya dengkuran sangat parah dapat meminta operasi jika benar-benar dibutuhkan. []