WARTABUANA – Amnesty International mencopot gelar “Duta Hati Nurani Amnesty International” yang pernah diberikan kepada pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi. Gelar itu dicopot lantaran wanita itu membiarkan kekejaman yang terjadi pada kelompok minoritas Muslim Rohingya.
“Hari ini, kami kecewa bahwa Anda tidak lagi mewakili simbol harapan, keberanian dan pertahanan abadi hak asasi manusia,” kata kepala Amnesty International Kumi Naidoo dalam sebuah surat kepada Suu Kyi, Minggu (10/11/2018).
“Amnesty International tidak dapat membenarkan status Anda terus sebagai penerima penghargaan Duta Besar Hati Nurani dan sebagainya dengan sangat sedih kami menarik diri berkas ini dari Anda,” sambungnya.
Kumi Naidoo berharap, sSebagai Duta Hati Nurani Amnesty International, Suu Kyi akan menggunakan wewenang moral untuk berbicara lantang menentang ketidakadilan ketika melihatnya.
Lebih dari 720.000 muslim Rohingya melarikan diri dari negara bagian Rakhine pada Agustus lalu. Mereka mengalami kekerasan dari militer Myanmar. Banyak di antara mereka yang diyakini telah dibunuh atau disiksa dan diperkosa.
Namun faktanya, selama peristiwa pembanaaian terhadap minoritas mulsim di Rohingya, San Suu bungkam. Ketika akhirnya berbicara, ia menolak dan meremehkan tuduhan terhadap militer Myanmar.
Suu Kyi dan Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) meraih kekuasaan pada tahun 2015 dengan kemenangan telak dan mengakhiri puluhan tahun kekuasaan militer. Kepemimpinan Suu Kyi dianggap gagal saat muslim Rohingnya diusir militer dari Myanmar. PBB menyebut hal tersebut sebagai pembersihan etnis.
![](http://www.wartabuana.com/wp-content/uploads/2018/11/Aung-san-suu-kyi1.jpg)
Amnesty International memberikan penghargaan kepada Suu Kyi, ada tahun 2009 silam. Penghargaan tertinggi yang didapatkannya, yakni Ambassador of Conscience. Tetapi sejak menjadi pemimpin de facto di Myanmar pada April 2016, Suu Kyi dan pemerintahannya tidak pernah mengutuk atau berupaya menghentikan pembantaian yang dilakukan militer terhadap kelompok minoritas Muslim-Rohingya di negara bagian Rakhine.
Lebih dari 720.000 muslim Rohingya melarikan diri dari negara bagian Rakhine pada Agustus lalu. Mereka mengalami kekerasan dari militer Myanmar. Banyak di antara mereka yang diyakini telah dibunuh atau disiksa dan diperkosa.
Tragedi atas muslim Rohingya ini juga membuat Kanada mencopot kewarganegaraan kehormatan pada bulan lalu. Suu Kyi juga telah kehilangan banyak penghargaan lain dari universitas dan pemerintah lokal maupun regional.
Suu Kyi sebelumnya disambut dunia global sebagai pejuang kemerdekaan yang melawan kediktatoran militer. Perempuan berusia 73 tahun ini pernah jadi tahanan rumah selama 15 tahun. Dia dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada 1991. []