WARTABUANA – Daerah Otonom Tibet di China akan mengoperasikan kereta peluru sebelum 1 Juli mendatang, menandai pembukaan layanan kereta cepat di seluruh wilayah setingkat provinsi di China Daratan, demikian disampaikan operator kereta negara tersebut pada Sabtu (6/3).
Jalur kereta sepanjang 435 km ke ibu kota regional Lhasa tersebut akan mengoperasikan kereta Fuxing, baik yang ditenagai oleh pembakaran internal maupun listrik, kata Lu Dongfu, Ketua Dewan Direksi China State Railway Group Co., Ltd. yang juga deputi Kongres Rakyat Nasional (National People’s Congress/NPC), kepada Xinhua.
Pembangunan jalur kereta yang menghubungkan Lhasa dengan Nyingchi di Tibet timur itu dimulai pada 2014. Jalur tersebut merupakan jalur kereta listrik pertama di Tibet dan dijadwalkan akan mulai beroperasi pada Juni 2021. Pengerjaan pemasangan jalur itu rampung pada akhir 2020.
Jalur kereta tersebut dirancang untuk dapat dilalui kereta berkecepatan 160 km per jam, menurut konstruktornya, Tibet Railway Construction Co., Ltd., anak perusahaan China State Railway Group.
Sebagai rumah bagi jaringan kereta cepat paling berkembang di dunia, China bertekad menambah total jarak operasi menjadi sekitar 50.000 km pada 2025, naik dari 37.900 km pada akhir 2020, tutur Lu di sela-sela sesi legislatif tahunan negara itu.
Jaringan kereta cepat tersebut akan menjangkau 98 persen kota-kota yang memiliki lebih dari 500.000 penduduk, tambahnya.
Lu juga mengatakan China telah memulai sebuah proyek untuk mengembangkan kereta peluru Fuxing yang lebih cepat guna mengonsolidasikan keunggulan negara tersebut dalam hal kereta cepat.
Proyek inovasi teknologi CR450 ini bertujuan mengembangkan model Fuxing baru yang lebih aman, ramah lingkungan dan pintar, dengan efisiensi energi yang lebih tinggi, lanjut Lu.
Kereta Fuxing buatan China kini beroperasi pada kisaran kecepatan 160 km hingga 350 km per jam. [Xinhua]