WARTABUANA – Varian baru coronavirus yang pertama kali terdeteksi di Inggris menyebar dengan cepat ke seluruh Amerika Serikat (AS), menurut studi terbaru, yang menambah kekhawatiran terhadap kebangkitan kembali pandemi tersebut di AS.
Menganalisis setengah juta tes coronavirus dan ratusan genom, para peneliti memperkirakan bahwa dalam sebulan, varian yang dikenal sebagai B.1.1.7 ini dapat menjadi dominan di AS, yang berpotensi membawa lonjakan kasus baru dan peningkatan risiko kematian.
Studi tersebut, yang diunggah di server pracetak MedRxiv pada Minggu (7/2), serupa dengan perkiraan yang dirilis bulan lalu oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) AS, yang memperingatkan bahwa B.1.1.7 dapat menjadi dominan pada Maret jika perilakunya sama seperti yang terjadi di Inggris.
Para peneliti memperkirakan bahwa dalam sebulan, varian baru coronavirus yang pertama kali terdeteksi di Inggris dapat menjadi dominan di AS, yang berpotensi membawa lonjakan kasus baru dan peningkatan risiko kematian.
Menurut studi itu, deteksi varian baru coronavirus meningkat pada tingkat logistik yang serupa dengan yang terjadi di tempat lain, dengan tingkat penggandaan dalam sepekan lebih sedikit dan tingkat penularan naik 35 hingga 45 persen.
Saat ini, terdapat tiga varian coronavirus dominan yang menyebar di AS, menurut data CDC. Total 699 kasus penularan varian baru coronavirus telah dilaporkan di sedikitnya 34 negara bagian AS pada Minggu.
Sebagian besar kasus ini, 690 kasus, disebabkan oleh B.1.1.7. Terdapat enam kasus varian baru yang awalnya ditemukan di Afrika Selatan, yang disebut B.1.351, dan tiga kasus varian P.1 yang pertama kali ditemukan di Brasil.
Angka kasus baru COVID-19 dan rawat inap menurun di negara itu dari lonjakan baru-baru ini, tetapi para ahli kesehatan memperingatkan varian coronavirus yang mudah menular itu dapat mengancam kemajuan dan memicu kebangkitan kembali pandemi.
AS telah melaporkan lebih dari 27 juta kasus dengan hampir 464.000 kematian terkait hingga Senin (8/2) sore, menurut perhitungan waktu nyata oleh Universitas Johns Hopkins.[Xinhua]