WARTABUANA – Dewan Perawat Internasional (International Council of Nurses/ICN) pada Jumat (12/2) menyoroti “kesenjangan mencolok” dalam tingkat vaksinasi perawat di negara-negara berpendapatan tinggi dan negara-negara berpendapatan rendah, sebagaimana dipaparkan dalam survei terbarunya yang diterbitkan pada Jumat tersebut.
Menurut ICN, di antara 54 negara dan kawasan yang disurvei, “88 persen yang telah memulai vaksinasi perawat adalah negara-negara berpendapatan tinggi atau menengah ke atas.”
Di sisi lain, di antara delapan negara berpendapatan rendah yang disurvei di Afrika, “belum ada yang mulai memvaksinasi perawat mereka,” dengan banyak asosiasi perawat melaporkan bahwa di negara-negara tersebut “mereka belum tahu kapan peluncuran (vaksin) akan dimulai.”
ICN memperingatkan bahwa kurangnya kesetaraan vaksin di antara negara-negara berpendapatan tinggi dan negara-negara berpendapatan rendah maupun perbedaan regional “berisiko memperluas penyebaran varian baru virus itu.”
Lebih lanjut, sebagaimana disampaikan oleh Direktur Eksekutif ICN Howard Catton dalam pernyataan media, “kami kini dapat mengonfirmasi bahwa lebih dari 2.700 perawat telah memberikan pengorbanan terakhir mereka,” merujuk pada tenaga kesehatan yang meninggal dunia akibat COVID-19.
Menurut Dewan Perawat Internasional (International Council of Nurses), di antara 54 negara dan kawasan yang disurvei, “88 persen yang telah memulai vaksinasi perawat adalah negara-negara berpendapatan tinggi atau menengah ke atas.”
![](https://www.wartabuana.com/wp-content/uploads/2021/02/vaksin1.jpg)
Namun demikian, angka tersebut hanya bersifat indikatif, karena “angka kematian tenaga kesehatan yang sebenarnya kemungkinan mencapai puluhan ribu orang,” ujar Catton.
“Risiko bagi tenaga kesehatan tetap tinggi serta begitu nyata, dan karena itulah ICN kembali meminta agar mereka menjadi prioritas global untuk vaksinasi, demi melindungi mereka dan sistem kesehatan kita,” tutur Catton. [Xinhua]