SYDNEY, WB – Perdana Menteri Australia Tony Abbott yang mengungkit dana bantuan Australia untuk Aceh dalam upaya menyelamatkan dua terpidana mati kasus narkotika Myuran Sukumaran dan Andrew Chan terus menuai kecaman.
Reaksi keras datang dari masyarakat Indonesia, termasuk beberapa petinggi negara. Abbott diminta segera menarik ucapannya dan meminta maaf. Namun pertanyaanya apakah benar dana yang dikucurkan oleh negara Kangguru tersebut benar-benar tersalurkan ?
Bank Dunia mengatakan pemerintah Australia gagal memastikan penyaluran dana bantuan untuk korban tsunami Aceh benar-benar mencapai target.
Dikabarkan Pada Januari 2005, Australia mengumumkan akan menyumbang 1 miliar Dolar atau Rp12,8 triliun untuk Aceh di bawah kemitraan Australia-Indonesia.
Namun dalam sebuah briefing di Sydney, manajer Bank Dunia Joe Leitman menyebutkan bahwa bantuan Australia ke Aceh hanya sampai sekitar satu per delapan dari total yang dijanjikan. Dan sisa dana mengalir ke tempat lain.
“Kesan awal yang muncul di publik oh, Australia menyumbang satu miliar Dolar untuk Aceh. Namun jika dilihat lagi, separuh dari dana bantuan itu adalah pinjaman lunak,” ujar Leitman, seperti dikutip abc.net.au,.
Leitman adalah pejabat Bank Dunia yang mengkoordinasikan dana bantuan tsunami Aceh dari berbagai negara, seperti Australia, Amerika Serikat, Inggris, Belanda dan Norwergia.
Dana bantuan ini disalurkan untuk membangun rumah dan kompleks permukiman yang hancur diterjang tsunami.
Sementara itu, Tim O`Connor dari organisasi pengawas Aidwatch iktu menyayangkan dan mengkritik pemerintah Australia dalam menyalurkan dana bantuan ke Aceh.
“Saya rasa yang menjadi kekhawatiran, pemerintah Australia tidak transparan dalam memantau sudah berapa banyak uang yang dialokasikan, atau berapa banyak dari uang itu yang benar-benar untuk korban tsunami di Aceh,” jelas O`Connor.[]