WARTABUANA – Kapolda Sulawesi Selatan (Sulsel) Irjen Merdisyam memastikan ledakan di depan Gereja katedral Makassar adalah ‘Bom Bunuh Diri’. Data terkini sediktinya ada 10 korban, satu diantaranya meninggal dunia. Korban tewas tersebut adalah pelaku bom bunuh diri.
“Sementara data awal yang kita sampaikan 1 korban yang dipastikan sebagai pelaku bom bunuh diri tersebut,” kata Merdisyam di lokasi, Makassar, Minggu (28/3/2021).
Sementara itu, 9 korban lainnya saat ini tengah dalam perawatan di rumah sakit. Merdisyam merinci, 9 orang itu terdiri dari 5 petugas gereja dan 4 jemaat gereja. “Kemudian ada 9 masyarakat, 5 petugas gereja, dan 4 jemaat yang saat ini sedang dalam perawatan,” ujarnya.
Merdisyam mengatakan saat ini pihaknya tengah mengidentifikasi pelaku bom bunuh diri. “Saat ini yang dapat kita pastikan ada 1 jasad yang diduga sebagai pelaku bom bunuh diri tersebut, untuk data dan identifikasinya sedang dilakukan olah data,” kata Merdisyam.
Masih menurut Merdisyam, kerusakan yang ditimbulkan dari ledakan itu tidak terlalu parah. Namun, menurutnya, ledakan tersebut termasuk high explosive. “Kalau jenis ledakan sementara bisa dikatakan high explosive karena daya ledaknya cukup tinggi,” ucapnya.
Merdisyam menyebut pelaku berjumlah 1 orang mengendarai sepeda motor. Saat itu ada kegiatan misa di gereja tersebut tetapi baru saja selesai.
Barulah kemudian pelaku mengendarai sepeda motor berupaya masuk ke gereja. Merdisyam mengatakan ada petugas gereja yang sempat menghalangi pelaku, setelah itu ledakan terjadi.
“Gerejanya tidak ada kerusakan berarti, hanya di luar, pintu gerbang dan ada beberapa kendaraan yang dekat dengan ledakan tersebut,” ucap Merdisyam.
Armin Hari, salah satu saksi di lokasi mengungkapkan, suara ledakkan terdengar hingga radisu satu klio meter. “Dentuman, jarak dari Katedral ke Kimia Farma ada satu kilometer, terdengar (besar,” ujarnya.
Salah satu jemaat, Anita membenarkan peristiwa tersebut. Ketika dikonfirmasi, peristiwa tersebut terjadi sekitar 10.30 WITA. Dia menuturkan dirinya sempat membawa sejumlah kolega ke rumah sakit terdekat imbas dari ledakan tersebut.
Pastor Gereja Katedral Makassar, Wilhelmus Tulak, menjelaskan bom bunuh diri terjadi tepat di depan gerbang gereja pada pukul 10.30 WITA usai ibadah kedua atau misa kedua.
“Jadi umat yang ikut ibadah kedua sudah pulang. Nah, kebetulan gereja kami ada beberapa pintu masuk dan pintu keluar sehingga tidak terkonsentrasi pada salah satu pintu,” kata Tulak kepada salah satu televisi swasta nasional, Minggu (28/3).
Tulak menjelaskan, dua orang yang diduga pelaku bom bunuh diri mengendarai motor dan mencoba masuk ke dalam saat transisi menuju ibadah ketiga. Namun, aksi tersebut digagalkan oleh petugas keamanan yang sudah mengamati.
“Menurut penuturan petugas keamanan saya, dia sudah melihat bahwa ada dua orang mencurigakan. Lalu diamati dan ternyata betul nekat masuk ke lokasi gereja tapi ditahan,” kata Tulak.
Tulak memaparkan, saat bom meledak dirinya selesai menunaikan ibadah kedua dan masuk ke dalam kamar untuk mengganti pakaian.[]