WARTABUANA – Sebuah studi yang diunggah di situs web Universitas Michigan (UM) pada Jumat (26/2) menunjukkan bahwa rokok mentol berkontribusi pada 378.000 kematian prematur di Amerika Serikat (AS) antara 1980 hingga 2018.
Studi ini juga menunjukkan bahwa sekitar 10 juta perokok merupakan pengonsumsi rokok mentol, yang menurut perkiraan para peneliti menyumbang hilangnya sekitar 3 juta tahun masa hidup.
Dalam studi ini, para peneliti menggunakan model yang telah teruji, data Survei Wawancara Kesehatan Nasional, serta sumber-sumber data umum lainnya guna mereproduksi keseluruhan prevalensi merokok pada orang dewasa di AS antara 1980 hingga 2018, maupun kematian terkaitnya.
Kemudian, para peneliti menggunakan model itu lagi dengan parameter-parameter yang telah disesuaikan untuk merefleksikan sebuah skenario di mana rokok mentol dianggap tidak ada di pasaran selama periode yang sama. Pada akhirnya, mereka membandingkan kedua skenario guna mengukur rusaknya kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh rokok mentol selama periode 1980-2018.
“Hasil studi kami mengindikasikan bahwa produk tembakau mentol berdampak signifikan terhadap kesehatan masyarakat dan bisa terus menimbulkan risiko kesehatan yang substansial,” tutur David Mendez, peneliti senior dalam studi ini sekaligus associate professor di Jurusan Kebijakan dan Manajemen Kesehatan di Sekolah Kesehatan Masyarakat UM.
Studi ini menunjukkan bahwa penyebab paling penting dari dampak moderat rokok mentol adalah efek yang ditimbulkan mentol pada saat rokok dinyalakan dan dimatikan, kata peneliti pertama Thuy Le dari Jurusan Kebijakan dan Manajemen Kesehatan di Sekolah Kesehatan Masyarakat UM.
Rokok mentol pertama kali dibuat pada 1925 dan menyebar luas pada 1950-an dan 1960-an. Pada 2009, Undang-Undang Pengendalian Tembakau dan Pencegahan Merokok Keluarga memberikan kewenangan kepada Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS (Food and Drug Administration/FDA) untuk mengatur manufaktur, distribusi, dan pemasaran produk tembakau. FDA melarang berbagai aroma, seperti permen, rempah, dan buah-buahan, tetapi mentol tidak dilarang.
Menurut Studi Penilaian Populasi terkait Tembakau dan Kesehatan, 81 persen pemuda dan 86 persen remaja yang beranjak dewasa (young adult) yang pernah mengonsumsi tembakau melaporkan bahwa produk tembakau pertama yang mereka konsumsi adalah tembakau beraroma. FDA menyampaikan bahwa 86 persen perokok Afro-Amerika, 46 persen perokok Hispanik, 39 persen perokok Asia, dan 29 persen perokok berkulit putih di AS mengonsumsi rokok mentol.
Penelitian ini telah diterbitkan di dalam jurnal Tobacco Control. [Xinhua]