WARTABUANA – Setelah bebas murni nanti, kegiatan sehari-hari Ustadz Abu Bakar Baasyir (ABB) akan terus diawasi polisi. Pengawasan dilakukan oleh jajaran Polresta Surakarta, Jawa Tengah.
“Polres Surakarta hanya melakukan monitoring saja, kan rencananya beliau tinggal di Solo,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo, Minggu (20/01/2019).
Meski dilakukan pengawasan, namun polisi tidak menyiapkan pemantauan khusus terhadap aktivitas Ustaz ABB. Alasannya, saat ini kondisi kesehatan Ustadz ABB sudah turun dan aktivitasnya tidak banyak karena faktor usia.
Setelah bebas nanti, Ustadz ABB akan tetap melakukan kegiatan dakwah.
Dedi mengatakan prosedur pembebasan Ustadz ABB berada di wewenang Ditjen Pemasyarakatan (PAS) Kemenkumham. “Kita itu tugasnya monitoring sampai beliau di Solo, kegiatan-kegiatan beliau, kita monitoring juga. Nanti kita silaturahmi juga dari Polresta (Surakarta),” ungkap Dedi.
Menurut dia, pengawasan cukup dari Polresta dan wilayah saja, tanpa koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan lain-lain. “Solo cukup, kalau ada Polsek saja,” kata dia.
Dedi mengatakan pemantauan dilakukan dengan patroli sambang dan dialogis oleh Babinkamtibmas wilayah. Apalagi, aparat Polresta Surakarta sudah mengenal baik keluarga Ustadz ABB.
Pihak keluarga Ustadz ABB berharap, urusan administrasi pembebasan Ustadz ABB dari Lapas Gunung Sindur, Bogor segera selesai. “Kalau urusan birokrasi kan Anda juga tahu sendiri. Mudah-mudahan bisa segera lah, doanya saja sambil didoakan mudah-mudahan segera,” ujar Abdul Rohim Ba’asyir, salah satu anak Ustadz ABB.
Abdul Rohim memperkirakan ayahnya akan tiba di Ponpes Ngruki pada hari Selasa (22/01/2019) atau Rabu (23/01/2019). “Hari ini Inshaa Allah proses administrasi mulai akan diurus, mudah-mudahan satu hari ini selesai. Kalau hari ini selesai besok atau lusa maksimal mudah-mudahan bisa keluar,” harap putra ketiganya ini.
Ustadz ABB telah menjalani masa hukuman selama sembilan tahun penjara dari total hukuman yang seharusnya dijalani sebanyak 15 tahun. Setelah bebas nanti, Ustadz ABB akan tetap melakukan kegiatan dakwah. “Namun, tidak seperti dulu lantaran mempertimbangkan kondisi kesehatan,” jelas Abdul Rohim.[]