JAKARTA, WB – Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung meluruskan perbincangan di media sosial terkait dialog antara Presiden Jokowi dengan Suku Anak Dalam, di Sarolangun, Jambi, Jumat (30/10) siang, sebagai telah disetting atau direkayasa sedemikian rupa, dengan menampilkan dua buah foto yang mengesankan adanya pengarahan atau settingan itu.
“Kami ingin menyampaikan juga kepada rekan-rekan seklalian, karena beredar di sosial media cukup luas, hal yang berkaitan dengan kunjungan Presiden ke suku Anak dalam yang seakan-akan ada rekayasa dalam foto, perlu kami tegaskan bahwa tidak ada sama sekali yang dilakukan oleh Presiden seperti yang dituduhkan,” tutur Pramono seperti dikutip dari laman Setkab.go.id, Jakarta, Selasa (3/11/2015).
Seskab menjelaskan, bahwa memang ada satu orang yaitu Husni Thamrin yang bertindak sebagai penerjemah yang bisa berbicara dengan Suku Anak Dalam, yang ada di dua tempat tersebut dan memakai baju batik.
Menurut Seskab, jarak antara Presiden Jokowi yang mengunjungi Suku Anak Dalam yang mereka turun gunung atau keluar dari hutan dengan lokasi tempat penampungan itu kurang lebih sekitar 600-800 meter. Karena itu, Seskab menilai, apa yang dikembangkan beberapa orang melalui media sosial seperti sudah di luar etik.
“Karena betul-betul Presiden dan beberapa teman-teman media juga beberapa hadir pada waktu itu di lapangan sama sekali tidak ada rekayasa foto atau apapun, dan itu sama sekali bukan karakter Presiden kita,” ucap Pramono.
Seskab menegaskan, bahwa Presiden Jokowi ingin apa adanya. Dalam setiap kunjungan, lanjut Seskab, Presiden ingin menegaskan bahwa jangan ada hal yang sekan-akan diperlihatkan baik. “Beberapa acara yang sudah disusun, yang ternyata penyiapannya baru satu atau dua hari, begitu dilaporkan kepada Presiden pasti langsung dibatalkan,” tambahnya.
Disampaikan Seskab Pramono Anung, bahwa Presiden Jokowi lebih berharap bahwa beliau bisa mengunjungi tempat-tempat yang memang membutuhkan kebijakan, policy, keputusan dari Presiden.
Ia menunjuk contoh rumah singgah yang di Palembang, ternyata sama sekali bukan hal yang rekayasa, tempatnya memang di tempat kumuh, dan itulah hal yang menjadi perhatian Presiden selama ini. []