JAKARTA, WB – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) `curhat` mengenai isu kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) selama 10 tahun terakhir diera pemerintahannya melalui situs Youtube.
Dalam situs tersebut, SBY membantah kebijakannya untuk tidak menaikan harga BBM bersubsidi membebani pemerintahan mendatang. Ia mengaku sama sekali tidak bermaksud melakukan demikian. Situasi seperti ini juga pernah SBY rasakan pada saat terjadi transisi pemerintahan dari Presiden Megawati Soekarnoputri tahun 2004 berganti dengan pemerintahan SBY tahun 2005.
SBY menyebut dirinya ikhlas dan tidak pernah menganggap Presiden Megawati telah membebani pemerintahannya karena diakhir pemerintahannya tidak ada kebijakan menaikan BBM. SBY menerima kenaikan BBM meski mendapat protes keras dari masyarakat.
“Tidak baik menurut saya kalau menuduh sebuah pemerintahan membebani pemerintahan lain, setiap pemimpin hadapi tiap tantangan. Lagi-lagi contohlah tahun 2005 ketika saya naikan harga BBM yang prosentasenya itu tinggi saya tidak pernah katakan pemerintahan Bu Megawati bebani pemerintahan saya, tidak,” kata SBY di Youtube, Jumat (29/8/2014).
SBY mengatakan, setiap pemerintahan selalu mendapat cobaan dan tantangan masing-masing. Ia sudah merasakan hal itu saat memimpin Indonesia selama 10 tahun. Banyak ujian yang harus ia lalui, meski terkadang menimbulkan kencaman dari berbagai kalangan karena dianggap kebijakanya tidak pro dengan rakyat.
Namun demikian, kali ini SBY merasa ada tradisi baru di Indonesia dalam melihat pergantian transisi pemerintahan. Dimana, ia sudah melakukan pertemuan dengan presiden terpilih Joko Widodo untuk membahas masalah isu nasional.
Bagi SBY, itu menjadi langkah awal yang bagus dan perlu dilakukan oleh pemerintahan selanjutnya. Meski ia sendiri harus menolak kemauan pemerintahan yang akan datang untuk menaikan harga BBM.
“Saya pun ingin membantu, tapi kan tidak berarti semua harus mengikuti apa yang diinginkan pemerintahan yang akan datang. Kita harus hormati kebijakan masing-masing (pemimpin),” jelasnya. []