JAKARTA, WB – Isu gerakan komunisme di Indonesia dan potensi terjadinya konflik horizontal, menyikapi hal tersebut, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono meminta berbagai pihak bisa menahan diri.
SBY meminta pemerintah harus jelas, jangan menimbulkan kebingungan, spekulasi, dan bahkan persepsi yang keliru.
“Isu ini menjadi `bola liar` yang berujung pada terjadinya konflik, bahkan benturan fisik secara horizontal,” ujar SBY di kediamannya, belum lama ini.
SBY, mencatat konflik yang disebabkan oleh perbedaan ideologi, agama, dan etnis, bisa berubah menjadi malapetaka yang dahsyat. Padahal Indonesia, kata SBY, telah melampaui babak-babak kritis terkait komunisme.
“Kita janganlah lalai. Ketika ketegangan dan konflik ini makin membesar, akhirnya terjadi lagi konflik berdarah yang sungguh tidak kita inginkan,” ucap SBY.
Mantan Presiden Indonesia ke-enam tersebut mencontohkan, di era pemerintahannya, prakarsa untuk menyelesaikan permasalahan masa lalu yang masih tersisa, seperti peristiwa tahun 1965 juga sudah ada. Tak hanya, seperti pada era Presien Joko Widodo yang sampai menimbulkan pro-kontra satu dengan lainnya.
“Setelah bekerja selama empat tahun, tanpa menimbulkan kehebohan di tingkat masyarakat, saya mengambil keputusan bahwa bangsa ini belum siap benar untuk menyelesaikan masa lalunya dengan baik,” tandas SBY.[]