JAKARTA, WB – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), meminta kepada seluruh masyarakat untuk bisa menyikapi dan memahami berbagai perbedaan agama. Menurut SBY, agama jangan dijadikan simbol karena jika itu terjadi, maka yang ada hanya perpecahan dan konflik.
“Jadi agama itu harus dilihat sebagai nilai, dan itu bisa membangun toleransi dan mengajarkan kebaikan serta kerukunan diantara umat beragama,” ujar SBY dalam sambutannya didepan perwira dan prajurit TNI, saat buka puasa bersama di Mabes TNI Cilangkap, Kamis (3/7/2014).
Dijelaskan SBY, berapa banyak negara-negara lain saat ini yang tengah berkecamuk lantaran percikan agama. Oleh karenanya SBY mengajak berbagai elemen masyarakat untuk bisa memahami hakekat agama dan nilainya yang merupakan rahmatan lilalamin.
“Bayangkan berbagai konflik terjadi seperti, Palestina, Nigeria, Siria, negara ini jauh dari kata tentram dan damai. Konflik antar keyakinan saat ini kerap terjadi dimana-mana. Dan itu akarnya adalah bagaimana kita harus bisa memahami keberagaman,” ujarnya.
Selain itu dalam sambutannya, SBY juga mengomentari terkait pidato Panglima TNI, Jenderal Moeldoko terkait perkembangan tehnologi alutsista.
Menurut SBY, Negara siap untuk memodernisasi sistem perenjataan sehingga TNI akan menjadi tentara yang kuat.
“Walau alutsista nanti akan modern, kita tetap tidak ingin menjadi negara yang agresif, kita negara yang cinta damai, dan kita mencintai kedaulatan NKRI. Dan itu tanggung jawab TNI. Kekuatan militer harus kita gunakan. Namun jika ada soft power yang bisa digunakan maka itu bisa digunakan. Yang jelas TNI harus di takuti lawan, disegani kawan dan dicintai rakyat,” pungkas SBY. []