VIETNAM, WARTABUANA – Dari sekian banyaknya hewan hama yang dijadikan konsumsi manusia, membayangkan makan daging tikus sepertinya paling menjijikan.
Tikus yang identik dengan tempat-tempat kotor bahkan dapat menularkan virus berbahaya jika bersentuhan dengan makanan manusia. Apalagi untuk dikonsumsi secara langsung?
Namun masalah kebersihan ini tidak jadi masalah bagi penduduk Sungai Merah dan Sungai Mekong di Vietnam, yang makanan favoritnya adalah sate tikus!
Para pengusaha bisnis restoran tikus biasanya gencar mencari tikus saat musim banjir melanda. Sungai yang meluap membuat jumlah tikus yang keluar dari persembunyian sangat banyak dan mudah ditangkap.
Ya, tikus yang digunakan benar-benar tikus got yang di banyak negara pasti akan dibasmi habis-habisan. Namun di Vietnam, tikus got justru populer dijadikan makanan lezat.
Setelah ditangkap, tikus-tikus ini akan dikuliti, dibersihkan, dan organ-organ tubuhnya dikeluarkan. Setelah itu tikus akan dijemur di bawah matahari sebelum akhirnya dibakar tanpa ditambahkan bumbu apapun.
Masalahnya, teknik pembersihan yang dilakukan oleh penduduk desa sama sekali tidak efektif. Mereka hanya mencuci tubuh tikus dengan air, yang berarti kuman akibat gaya hidup tikus yang kotor tidak akan hilang sama sekali.
Harga 1 kg sate tikus ini pun dijual sangat murah, hanya mencapai Rp 60 ribu. Kebanyakan hidangan ini dijual secara terbuka di pinggir jalan sebagai snack.
Walaupun kini pemerintah Vietnam sudah mulai sadar akan bahaya konsumsi daging tikus, namun kelihatannya budaya yang sudah mengakar ratusan tahun ini sulit untuk dihilangkan. Sate tikus sangat mudah ditemukan di daerah-daerah miskin Vietnam yang tidak sadar bahaya dari daging hama tersebut.[]