RIO DE JANEIRO, WB – Untuk membubarkan ribuan pengunjuk rasa yang menuntut penghapusan pemakzulan Presiden Dilma Rouseff, Gas air mata digunakan para polisi Brasil.
Presiden Brasil, Dilma Rousseff resmi dicopot dari jabatannya. Keputusan yang diambil melalui pemungutan suara pada Rabu 31 Agustus lalu ini mengakhiri kekuasaan sayap kiri Partai Pekerja selama 13 tahun.
Sebanyak 61 senator satu suara memakzulkan Rousseff. Sementara, ada 20 senator yang tidak sepakat. Namun, jumlah 61 suara itu sudah memenuhi syarat mayoritas untuk menurunkan Rousseff dari kursi Kepresidenan.
Sebab, untuk memakzulkan Roussef diperlukan suara dua pertiga anggota Senat, atau 54 suara dari 81 senator.
Seperti dilansir Reuters, Senin (5/9/2016), unjuk rasa ini adalah unjuk rasa terbesar yang dilakukan rakyat Brasil sejak Michel Temer yang sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden, kini naik jabatan sebagai presiden menggantikan Rouseff.
Para pengunjuk rasa meneriakkan `Temer keluar`. Bahkan, beberapa pengunjuk rasa meneriakkan `Temer harus lengser`. Mereka berharap bahwa Rouseff kembali ke kedudukannya sebagai presiden.
Untuk meredakan keadaaan, polisi seketika menembakkan gas air mata. Pihak aparat mengatakan mereka dipaksa untuk turun tangan agar unjuk rasa tersebut tak ricuh.
Sementara, Temer yang sedang berada di Hangzhou, Tiongkok untuk menghadiri KTT G20 mengatakan unjuk rasa itu tak berpengaruh apa-apa.[]