PARIS, WB – Presiden terpilih Prancis, Emmanuel Macron dianggap memiliki sejumlah keunikan seputar dirinya. Selain menjadi presiden termuda sepanjang masa di Negeri Mode, Macron ternyata mempunyai istri yang jauh lebih tua dari usianya.
Sang istri, Brigitte Trogneux, yang terpaut 24 tahun lebih tua. Macron bahkan jatuh cinta dengan wanita itu semenjak umur 15 tahun, saat ia menjadi murid Brigitte, yang tak lain adalah guru dramanya.
Macron sadar hubungan cintanya akan dikulik tatkala ia terpilih jadi presiden Prancis. Dalam sebuah wawancara dengan koran Le Pariesien, pria berusia 39 tahun secara blak-blakan membela hubungan asmaranya.
Dikutip dari The Independent, pada Jumat (12/5/2017), Macron mengatakan hanya para misogini atau pembenci wanita dan homofobia (orang yang anti LGBT) yang mengkritik pernikahannya.
“Kelompok orang macam itu membuat kesimpulan bahwa saya tak bisa jatuh cinta dengan istri saya yang 24 jauh lebih tua,” kata Macron.
Macron juga mengutarakan, jika sang istri jauh lebih muda dari dia, tak bakal ada yang berkomentar atas pernikahan mereka. Bahkan banyak yang menyinyir jika pernikahan mereka tidak akan berjalan lama.
“Jika saya yang 20 tahun lebih muda dari istri saya, tak ada yang bakal bertanya tentang hubungan intim saya,” ujarnya.
Celaan mengenai hubungannya, menurut Macron, disebabkan oleh “kesalahpahaman” dan orang-orang menganggap pandangan “tradisional serta homogen” tentang masyarakat.
Macron pertama kali bertemu dengan istrinya, Brigitte Trogneux, saat dia adalah seorang siswa drama berusia 15 tahun. Hubungan keduanya makin erat tatkala membuat proyek drama bersama.
Pasangan itu menikah pada tahun 2007, saat Macron berusia hampir 30 tahun dan Brigitte berusia 54. Selama kampanye kepresidenan, sang istri telah menjadi sosok yang kerap berada di sisinya.
Dalam sebuah biografi terbaru, politisi tersebut mengungkapkan bahwa orangtuanya sempat terkejut saat mereka tahu bahwa dia telah memulai percintaannya dengan guru sekolahnya yang sudah menikah.
Selain hubungan pernikahannya, Macron, yang mengalahkan kandidat Front Nasional Marine Le Pen pada akhir pekan dengan 66,1 persen suara, juga menyebutkan rumor bahwa dia adalah seorang gay.
Dia mengklaim bahwa ada “homophobia yang merajalela” karena orang-orang menuduhnya sebagai homoseksual. Menikahi wanita lebih tua seolah-olah menyembunyikan bahwa ia gay dan memiliki penyakit tertentu.
Macron mengatakan bahwa orang-orang yang melontarkan dan menerima rumor tersebut telah “kehilangan akal sehat mereka”, dan memiliki “masalah besar dengan homoseksualitas”.[]