JAKARTA, WB- Adanya delapan perempuan yang menjadi menteri dalam Kabinet Kerja presiden Joko Widodo, merupakan sejarah baru didalam pemerintahan Indonesia.
“Ini adalah hasil optimal yang sudah dilakukan, termasuk dengan perubahan nomenklatur kementerian. Karena itu kami berikan mereka kesempatan untuk bekerja,” ujar politisi PDI Perjuangan Evita Nursanty, Rabu (29/10/2014).
Politisi yang juga anggota DPR RI periode 2014-2019 ini menambahkan, dari 34 anggota kabinet yang diumumkan Presiden Jokowi, terdapat delapan menteri perempuan. Dan hal itu kata dia merupakan sejarah baru di pemerintahan.
“Ini merupakan sejarah baru dalam pemerintahan, termasuk posisi pertama kali dalam sejarah Indonesia yakni dengan ditempatkannya Retno Lestari Priansari Marsudi sebagai Menteri Luar Negeri,” katanya.
Seperti diketahui, perempuan lain yang dipercaya masuk kabinet adalah Menko Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri BUMN Rini M Soemarno, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, Menteri Peranan Wanita Yohana Yambise, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, dan Menteri Kesehatan Nila F Moeloek.
“Untuk ristek misalnya, selama ini anggarannya sangat kecil, dan penggabungan ini diharapkan kinerjanya bisa semakin optimal untuk menghasilkan riset-riset terbaik untuk bangsa,” ujarnya.
Mengenai penggabungan Kehutanan dan Lingkungan Hidup, menurut Evita, ada banyak kegiatan yang saling terkait, misalnya dalam kesepakatan terkait global warming dalam pencapaian target emisi karbon global.
“Dalam konteks itu, keduanya tidak selalu menjadi hambatan satu sama lain tapi sinergi,” tandasnya. []