WARTABUANA – Produsen vaksin COVID-19 buatan India, Bharat Biotech, pada Sabtu (5/12) mengeluarkan pernyataan terkait laporan infeksi COVID-19 yang dialami seorang sukarelawan uji coba vaksin.
Perusahaan tersebut mengatakan uji coba vaksin didasarkan pada jadwal dua dosis, diberikan berselang 28 hari. Mereka juga berkata bahwa vaksin Covaxin dirancang untuk melindungi dua pekan setelah partisipan menerima dosis kedua.
“Kemanjuran vaksin akan ditentukan dua pekan setelah dosis kedua.” Pernyataan itu dikeluarkan segera setelah Menteri Kesehatan Negara Bagian Haryana, Anil Vij, yang merupakan sukarelawan dalam uji coba vaksin tahap ketiga di negara bagian sebelah utara India itu, mengatakan dirinya teruji positif COVID-19.
Dalam klarifikasi, perusahaan farmasi yang berbasis di Hyderabad itu juga menjelaskan, “Uji coba fase tiga adalah studi double-blind di mana para sukarelawan memiliki peluang 50 persen untuk menerima entah vaksin atau plasebo.”
Covaxin, satu dari tiga kandidat vaksin yang diuji di India, sedang dalam uji coba tahap ketiga dan akan diberikan kepada “26.000 orang di seluruh India,” kata perusahaan itu.
Pekan lalu, Perdana Menteri India Narendra Modi mengunjungi Bharat Biotech untuk meninjau pengembangan vaksin.
Pada Jumat (4/12) Modi mengatakan bahwa para ahli berharap India akan berhasil mendapatkan vaksin dalam beberapa pekan ke depan.
Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India pada Sabtu pagi melaporkan bahwa jumlah kasus terkonfirmasi COVID-19 di negara Asia itu bertambah menjadi 9.608.211 dan jumlah kematian menjadi 139.700.
Secara global, India adalah negara yang terdampak paling parah kedua oleh pandemi COVID-19.[xinhua]