JAKARTA, WB – Selasa (20/10) Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung bersama Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Luhut Binsar Panjaitan dijadwalkan akan berkunjung ke daerah bencana kabut asap yaitu Kalimantan.
“Karena per hari ini sudah 24.000 prajurit TNI/anggota Polri/relawan BNPB yang diturunkan ke lapangan. Minggu lalu 22.000, sekarang tambah 2.000 sudah di lapangan, dan ya tinggal menyebut saja. Tapi upaya yang dilakukan adalah betul-betul sudah tindakan nasional,” ujar Pram begitu dia disapa seperti dikutip dari laman Setkab.go.id.
Pram berpendapat persoalan asap sebab utamanya selain persoalan di lahan gambut, juga kekeringan yang terlalu lama. Ia menyebutkan, Maluku yang tidak pernah terjadi maupun Timika, Papua ini sekarang terjadi.
Ditegaskan Seskab, bahwa pemerintah sudah membuka diri untuk menerima bantuan, tetapi intinya yang paling utama yang akan dilakukan adalah seperti dilakukan di Pulang Pisau dan di Kotawaringin serta di Kapuas, Kalimantan Tengah.
“Ternyata membuat, misalnya di lahan gambut paling utama adalah membuat gambut itu basah. Sehingga dengan demikian kita sedang menggodok aturan, peraturan pemerintah untuk mewajibkan kepada seluruh pengusaha, mereka bertanggung jawab bukan hanya di kebunnya tetapi juga di lahan di sekitarnya untuk sebagai antisipasi supaya pengusaha tidak hanya menikmati dari hasil usahanya tetapi mereka juga mempunyai kepedulian terhadap lingkungan yang ada,” papar Mas Pram, panggilan akrab Pamono Anung.
Menurut Pramono, terutama di Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, persoalan kabut asap itu masih ada tetapi intensitasnya ataupun titik apinya di daerah itu sudah mulai mengalami pengurangan. “Sekarang titik api baru mulai terjadi di Maluku dan di Papua,” ujarnya.
Ditambahkan Pramono, pemerintah setiap hari juga memantau di Kalimantan Tengah dan ia sendiri juga sudah sampai pergi di beberapa daerah, dan menurutnya penanganan di beberapa daerah mulai baik, terutama di Pulang Pisau, kemudian di Kapuas, di Kotawaringin, juga di Martapura.
“Ini kita juga akan gunakan sebagai role model. Karena di Jambi juga demikian, itu bisa tertangani dengan baik,” pungkas dia. []