JAKARTA, WB – Pembangunan mega-infrastruktur reklamasi teluk Jakarta dinilai tidak selalu menjadi pilihan terbaik, bahkan di Belanda dan negara-negara maju lainnya. Pengembangan berbasis alam saat ini mulai menjadi alternatif untuk memitigasi banjir dan pertahanan pesisir laut.
“Pengembangan berbasis alam mempertimbangkan perlindungan keanekaragaman hayati serta tingginya biaya investasi dan pemeliharaan mega-infrastruktur. Ini merupakan pergeseran paradigma yang sedang terjadi dan kerap disampaikan para akademisi dunia,” ujar Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Belanda lewat press release yang diterima redaksi Wartabuana.com, Jakarta, Selasa (19/7).
Keterangan ini disampaikan Sekretari Jenderal PPI Belanda Ali Abdillah, PhD Candidate/Researcher at Unite – University of Twente dan Post doctoral Fellow at Universiteit Utrecht.
Karenanya, walaupun Belanda memiliki kemampuan dan pengalaman dalam membuat mega-infrastruktur penanggulangan banjir dan pertahanan pesisir, saat ini Belanda juga mulai mempertimbangkan solusi berbasis alam. Belanda misalnya menjalankan proyek room for the river yakni menambah daya tampung sungai dengan memindahkan tanggul yang sudah ada ke jarak yang lebih jauh.
Pemerintah Indonesia sebaiknya memikirkan solusi bagi Jakarta dari hulu permasalahan. Menganggarkan uang dalam jumlah yang sangat besar tanpa memperbaiki akar permasalahan hanya akan menjadi bencana bagi warga Jakarta dan bagi Negara kita. []