JAKARTA, WB – Di hari terakhir pendaftaran calon legislatif, Selasa (1/7/2018) terjadi kericuhan antara bacaleg dari PDIP dan Perindo di gerbang masuk Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Peristiwa memalukan yang menonjolkan sikap arogansi dari kedua kubu itu terjadi lantaran beberapa politisi kondang dari PDIP diantaranya Adian Napitupulu, Masinton Pasaribu dan Arteria Dahlan merasa diperlakukan tidak adil oleh petugas KPU.
Sekitar pukul 14.00 WIB, rombongan bacaleg PDIP dan para pendukungnya yang melakukan long march dari gedung DPP PDIP di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat tertahan di gerbang masuk KPU. Petugas hanya mengijinkan 6 orang pengurus inti yang bisa masuk KPU, selebihnya menunggu di luar pagar, termasuk 3 politisi `tukang debat` itu.
Tidak lama berselang, dari arah berlawanan datang rombongan bacaleg dari Partai Perindo menggunakan beberapa jeep mewah. Jeep paling depan yang ditumpangi Ketua Umum Partai Perindo Harry Tanoesudibyo (HT) perlahan mencoba masuk halaman KPU.
Beberapa petgas KPU membuka gerbang agar jeep warna putih itu masuk. Namun massa dari PDIP tidak terima dengan sikap petugas. Mereka merasa petugas KPU pilih kasih, sementara mereka dilarang masuk tetapi rombongan Perindo bisa bebas masuk.
Petugas berusaha menjelaskan, bahwa yang boleh masuk hanya 6 orang perwakilan dari pengurus inti masing-masing partai, dan HT adalah ketua partai sehingga dipersilahkan masuk. MassaPDIP yang marah makin beringas dan berusaha merangsek masuk halaman KPU. Sementara jeep HT tertahan di pintu gerbang.
“Gini mas, harusnya yang boleh masuk adalah mobil Ketua Umum dan yang mendampingi enam orang,” ujar petugas KPU.
Karena jeep Hummer B 10 MNC -nya tidak bisa masuki halaman KPU, terpaksa HT mengalah dan memilih keluar dari mobil dan berjalan kaki masuk gedung KPU bersama beberapa pengurus partai lainnya. Sementara itu, meskipun sudah dilarang petugas, namun massa berbaju merah tetap mendesak masuk.
Bahkan anggota DPR RI Adian Napitupulu yang kini nyaleg lagi nyaris baku hantam dengan seorang petugas KPU yang melarangnya masuk. Sementara Arteria dan Masinton terus berjalan ke halaman KPU tanpa menghiraukan larangan petugas yang pasrah oleh sikap arogansi tamu-tamunya itu.
Kericuhan itu mengakibatkan situasi arus lalu lintas di sekitar kantor KPU macet. Namun, aparat kepolisian sudah melakukan pengamanan dan pengaturan arus lalu lintas. []