JAKARTA, WB – Direktur Institute for Policy Analysis of Conflict, Sidney Jones mengatakan, salah satu pendukung utama Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) adalah pendiri kamp pelatihan militer di Aceh dan juga beberapa anggotanya.
Menurutnya, semenjak polisi melakukan penggrebegan pada 2010. Mereka kemudian ikut bergabung dalam barisan ISIS. Sebelumnya mereka adalah merupakan aliansi dari kelompok garis keras di berbagai daerah seperti, Ambon, Poso, Bima, Solo, Aceh, Medan, Malang, dan beberapa kota di Jawa Timur.
“Mereka sekarang sudah menjadi bagian inti dari pendukung ISIS di sini,”kata Sidney kepada wartawan, Sabtu (2/8/2014).
Bahkan, mereka saat ini sudah terang-terangan membaiat diri mendukung pemimpin ISIS Abu Bakar al Baghdadi diantaranya Abu Bakar Baasyir, Aman Abdurrahman (Jamaah Ansharut Tauhid-JAT), dan Santoso alias Abu Wardah (pemimpin kelompok teroris di di Poso, Sulawesi Tengah).
Menurutnya, diantara pendiri kamp pelatihan militer Aceh, hanya kelompok ekstrimis Jamaah Islamiyah yang menyatakan tidak mendukung ISIS. Kelompok ini tetap konsiten mendukung jaringan ekstrimis Al Qaeda di Suriah, Al Nusra.
Sebelumnya, Kepala BNPT Ansyaad Mbai mengatakan dukungan sekelompok warga Indonesia kepada ISIS masuk dalam kategori pelanggaran hukum. Menurut Ansyaad, para pendukung ISIS bisa kehilangan status kewarganegaraannya.
Diketahui, sekelompok orang yang mengaku warga negara Indonesia muncul dalam sebuah video perekrutan yang dirilis ISIS. Mereka mendesak umat muslim di Indonesia untuk bergabung. Sebelumnya, ratusan orang di Solo, Jawa Tengah, dan Malang, Jawa Timur, mendeklarasikan diri sebagai pendukung ISIS sekaligus pendukung pemimpin ISIS, Abu Bakar al Baghdadi.[]