WARTABUANA – Di kota-kota besar dunia, banyak yang kurang memperhatikan nasib pedestrian atau para pejalan kaki. Trotoar yang ditujukan untuk pejalan kaki malah menjadi jalur cepat motor yang tidak mau kena macet.
Menurut data PBB, setiap tahunnya lebih dari 270 ribu pejalan kaki tewas di seluruh dunia. Bahkan, korban pejalan kaki mencapai 22% dari total 1,24 juta orang yang tewas setiap tahun dalam kecelakaan di dunia.
“Lebih dari 5 ribu pejalan kaki tewas di jalan-jalan dunia setiap minggu. Ini akibat diabaikannya kebutuhan pedestrian dibandingkan pengguna kendaraan bermotor,” ujar Etienne Krug dari World Health Organization.
Tidak usah jauh-jauh, Jakarta pun menjadi tempat yang kurang nyaman bagi pedestrian. Masih banyak jalanan di Jakarta yang sempit hingga dipenuhi oleh mobil dan motor yang menyelip-nyelip.
Salah satu resiko berbahaya pejalan kaki adalah terserempet motor yang sibuk mencari jalur anti macet tanpa memperhatikan pengguna jalan lainnya.
Akibat dari ketidaknyamanan ini, banyak orang lebih memilih mencari kendaraan bermotor dan malas untuk berjalan kaki karena kondisi yang tidak nyaman cenderung berbahaya.
Menurut data WHO, Afrika memiliki rate paling tinggi untuk jumlah tewasnya pedestrian, mencapai 34%. Untungnya wilayah Asia Tenggara masih tercatat sebagai wilayah dengan jumlah pedestrian tewas terendah yaitu 12%.
Untuk menghindari hal semacam ini, seharusnya pemerintah kota memperhatikan tatanan jalan dan tempat khusus bagi pejalan kaki yang jelas dipisahkan dari jalan raya untuk lalu lintas.
Jalanan tanpa trotoar menjadi daerah yang paling berbahaya bagi pejalan kaki apalagi ditambah dengan jumlah motor yang sangat banyak dan memenuhi jalanan. []