JAKARTA, WB – Politisi PDI-P, Effendi M. Simbolon menyatakan, jika Jokowi menaikkan harga BBM, seharusnya rakyat bisa memahami realita dan keadaan sesungguhnya, yang memang sudah memperihatinkan.
“Keberadaan sumber energi kita sudah sangat pelik terkait keberadaanya, dimana fosil BBM sudah sulit, apalagi proses pengkonversian dari BBM ke gas masih belum berjalan efektif,” ujar Effendi dibilangan Cikini, Sabtu (30/8/2014)
Politisi kelahiran Banjarmasin, Sumatera Utara ini meminta publik untuk tidak perlu meragukan sikap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) terkait kebijkan BBM. Sebab kata politisi yang pernah ikut dalam pertarungan bursa calon Gubernur dan wakil gubernur Sumut periode 2013-2018 itu, sudah berjalan sepuluh tahun PDIP yang berada di garis luar pemerintahan berjalan saat ini, selalu lantang menolak kenaikan BBM.
“Waktu itu kita tegas menolak karena memang saat pemerintah (SBY) ingin menaikan harga BBM, karena saat itu memang bukan solusi tepat dan masih ada solusi lain. Tetapi saat ini memang subsidi energi khususnya BBM sudah tidak bisa dielakkan,” ujarnya.
Salah satu alasan kenapa kebijakan BBM kali ini jika terpaksa harus dinaikkan, lanjut Effendi, tidak lain lantaran sokongan subsidi untuk anggaran Pendapatan belanja negara (APBN) 2015, kian membengkak. Ujung-ujungnya dan mau tidak mau, akan berimbas pada kelangkaan suply bahan dan pendistribusian BBM.
“Kita harus realistis dan konsisten. Yang jelas kita siap berposisi sebagai pemerintah yang transparan. Sehingga publik tahu apa yang terjadi sesungguhnya,” papar Effendi.[]