WARTABUANA – Fluktuasi pasokan vaksin coronavirus di Inggris kemungkinan akan berlanjut selama “beberapa bulan,” kata seorang pejabat kesehatan senior Inggris pada Rabu (24/2).
Jonathan Van-Tam, Wakil Kepala Petugas Medis Inggris, menuturkan penurunan harian dalam hal jumlah warga Inggris yang divaksinasi COVID-19 baru-baru ini disebabkan oleh “fluktuasi pasokan.”
Hal itu masih “akan berlangsung selama beberapa bulan” sebelum para produsen vaksin dapat memproduksi dosis “secara rutin,” katanya kepada Sky News.
“Pembatasan pasokan global” juga memengaruhi peluncuran vaksin di Inggris, katanya.
“Akan selalu ada fluktuasi pasokan,” paparnya. “Ini adalah vaksin baru, umumnya para produsen belum pernah memproduksinya (vaksin) atau semacamnya sebelumnya.”
Hampir 18 juta orang di Inggris telah menerima suntikan pertama vaksin coronavirus, menurut data resmi terbaru.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah berjanji bahwa semua orang dewasa di Inggris akan mendapat vaksin COVID-19 sebelum akhir Juli.
Menurut Johnson, warga berusia 50 tahun ke atas dan mereka yang memiliki penyakit bawaaan akan divaksinasi hingga 15 April.
Pada Senin (22/2), Johnson mengumumkan “rencana” yang telah lama dinantikan untuk mengakhiri karantina wilayah (lockdown).
Sekolah-sekolah di Inggris akan dibuka kembali mulai 8 Maret sebagai bagian pertama dari rencana empat tahap, yang menurut Johnson dirancang untuk “berhati-hati, tetapi tidak dapat diubah kembali.”
Johnson mengatakan dirinya “sangat optimistis” semua pembatasan atas kehidupan normal di Inggris akan berakhir pada 21 Juni.
Inggris saat ini menerapkan lockdown nasional ketiga sejak pandemi COVID-19 merebak di negara itu. Langkah pembatasan serupa juga diterapkan di Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara.
Demi mengembalikan kehidupan ke keadaan normal, negara-negara seperti Inggris, China, Jerman, Rusia, dan Amerika Serikat berpacu dengan waktu untuk meluncurkan vaksin coronavirus. [Xinhua]