WARTABUANA – Pengawas Tanggap Pandemi Nasional COVID-19 sekaligus Komisaris Polisi Papua Nugini David Manning pada Kamis (18/3) mengumumkan beberapa langkah pengendalian baru di saat kasus COVID-19 di negara Kepulauan Pasifik itu kian meningkat.
Langkah-langkah tersebut, yang akan berlaku mulai 22 Maret, meliputi perjalanan internasional, perjalanan domestik, transportasi umum, kerja sama tingkat provinsi, pemakaman orang yang meninggal, bea cukai, upaya pengujian, bisnis dan sosial, serta uji coba vaksinasi COVID-19.
Di bawah langkah-langkah baru itu, pemakaian masker akan diwajibkan di pasar, ruang tertutup, dan transportasi umum. Pembatasan jumlah penumpang akan diberlakukan di angkutan umum dan taksi. Kelab malam dan pub akan ditutup, dan akan ada pembatasan pada pengoperasian restoran. Sekolah, lembaga pendidikan, pasar, dan pusat-pusat perbelanjaan harus mematuhi aturan jaga jarak sosial (social distancing) dan kebiasaan yang aman dan higienis.
“Ini merupakan langkah langsung dan terencana guna meredam lonjakan (pandemi) yang tengah melanda, tidak hanya di kota ini tetapi juga di provinsi lain yang mengalami masa-masa sulit dalam upaya penanggulangan COVID-19,” ujar Manning.
“Semangat dari langkah ini adalah untuk membatasi perjalanan nonesensial,” katanya.
Menurut data terbaru yang dirilis oleh pemerintah, Papua Nugini mencatat 128 infeksi baru dan tambahan lima kematian, menjadikan total kasus terkonfirmasi COVID-19 di negara itu menjadi 2.479, dan jumlah kematian menjadi 31.
Sebuah rilis pers dari pemerintah mengatakan kurangnya kepatuhan terhadap tatanan kenormalan baru merupakan tantangan utama yang dihadapi negara itu dalam upaya pencegahan pandemi.
Meningkatnya penyebaran wabah COVID-19 di Papua Nugini turut memengaruhi Negara Bagian Queensland di Australia, yang mencatat rekor jumlah kasus dari Papua Nugini di hotel karantina.
Pada Kamis, Queensland mencatat delapan kasus di hotel karantina dan enam di antaranya merupakan pelancong yang kembali dari Papua Nugini.
Australia telah mengumumkan penangguhan penerbangan antara Port Moresby, ibu kota Papua Nugini, dan Cairns di Queensland, sementara kapasitas penumpang pada penerbangan antara Port Moresby dan Brisbane akan dipangkas hingga 25 persen. [Xinhua]