WARTABUANA – Penggunaan obat diet yang dikenal dengan nama DNP telah dikaitkan sebagai penyebab setidaknya 5 kematian di Inggris sejak tahun 2007.
Obat ini, yang juga dikenal sebagai 2,4- Dinitrophenol, adalah kimia sintetis yang aslinya digunakan dalam pembuatan pewarna, pengawet kayu, peledak, dan pestisida.
DNP dikembangkan sebagai obat penurun berat badan di tahun 1930-an sebelum akhirnya dilarang di AS pada tahun 1938 setelah laporan reaksi alergi dan beracun. Namun hingga kini DNP masih digunakan, dan banyak dijual online dalam bentuk bubuk.
“DNP disebut sebagai produk ‘pembakar lemak’ yang digunakan oleh atlet binaraga dan obat penurun berat badan. Obat ini bekerja dengan mencegah energy disimpan menjadi lemak, namun sebaliknya dilepaskan menjadi panas tubuh,” ujar Dr Simon Thomas, ahli diet.
Menurut Dr Simon, efek DNP ini dapat mengakibatkan naiknya temperature tubuh dan dapat mengakibatkan kerusakan sel-sel tubuh misalnya pada otot, ginjal, dan otak.
Bagi orang yang sensitive akan obat dan berpenyakit tertentu, DNP dapat mengakibatkan demam, mual dan muntah, kesulitan bernafas, sakit perut, hingga perubahan warna kulit dan kemerahan. Jika digunakan dalam waktu lama akan menyebabkan kejang, gagal ginjal, dan kerusakan otot.
Menurut penelitiannya, antara tahun 2007-2013 mereka menemukan 39 panggilan telfon terkait pada 30 kasus ekspos DNP pada pria dan wanita. Hingga kini, yang tercatat hanya 5 kasus kematian akibat penggunaan obat berbahaya ini.
Dengan maraknya penjualan obat-obatan pelangsing tubuh yang dijual di internet ataupun di toko secara bebas, konsumen harus cerdas dalam memilihnya.
Penggunaan obat diet harus diawasi oleh ahli medis, agar dapat disesuaikan dengan kondisi kesehatan pasien. Namun biasanya dokter hanya akan memberi resep obat-obatan diet pada pasien yang mendekati taraf obesitas kronis.[]