JAKARTA, 14 Januari (Xinhua) — Penjualan mobil listrik murni berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) secara wholesale (penjualan pabrik ke dealer dalam jumlah besar) di Indonesia sepanjang 2024 mencapai 43.200 unit, meningkat 150 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan signifikan ini terutama didorong oleh kehadiran merek-merek asal China yang semakin diminati konsumen domestik.
Penjualan mobil listrik berbasis baterai di Indonesia menyumbang sekitar 5 persen dari total penjualan wholesale mobil di Indonesia tahun lalu, proporsinya meningkat dibandingkan 2023 yang masih di bawah 2 persen.
Dari total penjualan mobil listrik tersebut, sekitar 90 persen di antaranya merupakan merek-merek asal China. Kehadiran merek-mereka baru seperti BYD hingga GAC Aion menjadi salah satu pendorong peningkatan signifikan penjualan tahun lalu.
Pengamat otomotif Bebin Djuana mengatakan bahwa dua faktor utama popularitas mobil listrik China di Indonesia yakni harga kompetitif namun dari sisi kualitas juga mampu bersaing dengan merek ternama dari negara-negara lain. Salah satu keunggulan merek China yakni menawarkan beragam fitur teknologi canggih.
“Konsumen Indonesia memiliki karakteristik sangat mengikuti perkembangan teknologi, dan merek-merek China bisa memenuhi kebutuhan tersebut,” kata Bebin saat dihubungi Xinhua.
BYD, yang secara global terkenal dengan inovasi teknologinya, menjadi merek mobil listrik paling laris di Indonesia dengan total penjualan wholesale mencapai 15.400 unit meski baru pertama kali meluncur awal tahun lalu. Model multi-purpose vehicle (MPV) dan sedan BYD menjadi yang paling banyak dipesan.
Tiga merek terlaris berikutnya masih berasal dari China, yakni Wuling sebanyak 13.100 unit, Chery menjual 5.000 unit dan Morris Garage (MG) sebanyak 3.200 unit. Sementara, merek asal Korea Selatan, Hyundai di urutan kelima, membukukan penjualan 2.800 unit.
Peningkatan penjualan kendaraan listrik ini sejalan dengan program pemerintah yang terus mendorong ekspansi kendaraan ramah lingkungan, dengan target 2 juta unit mobil listrik pada 2030. Demi mencapai hal tersebut, pemerintah telah menggelontorkan sejumlah insentif perpajakan sehingga harganya menjadi lebih terjangkau.
Menurut Bebin, merek-merek China masih memiliki ruang untuk terus tumbuh pada tahun ini, terutama peluang ekspansi ke segmen kendaraan hybrid yang selama ini masih didominasi merek-merek asal Jepang.
Beberapa model hybrid asal China mulai berdatangan ke Indonesia sepanjang tahun lalu, salah satu yang cukup populer yakni GWM Tank dan Haval. Menurut Bebin, salah satu keunggulan produsen China terutama dari sisi kemampuan untuk membuat baterai dengan daya tempuh cukup jauh, cocok untuk kebutuhan konsumen Indonesia. Selesai