JAKARTA, WB – Kembali diusungnya nama Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan, dinilai oleh analis politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro, hanya menimbulkan kegugupan.
Pengamat bergelar Doktoral Ilmu Politik di Curtin University, Perth, Australia ini mengatakan, dengan terpilihnya kembali Megawati kebagai Ketum, selain kegugupan disisi lain tidak terlihat kaderisasi kepemimpinan di tubuh partai yang identik dengan slogan Banteng Moncong Putih itu.
“Pertanyaannya, apakah karena kapasitasnya sebagai ketua umum yang telah berhasil atau lebih karena faktor keturunan (Soekarno),” papar Peneliti Senior LIPI ini.
Namun begitu lanjut Siti, secara garis besar untuk menggeser posisi Mega di tubuh Internal PDIP terbilang sulit. Hal itu tentu mengacu pada hasil pencapaian PDIP yang telah berhasil memenangkan pemilu 2014 dan kader terbaik PDIP, Joko Widodo yang direstui berhasil terpilih sebagai Presiden.
“Suara dalam aklamasi menunjukkan Megawati menjadi sosok sentral di partai. Hal itu membuat dirinya tak tergantikan. Sosoknya pemersatu partai dan cukup disegani oleh para elite, ujarnya.
Lebih jauh Siti menambahkan, untuk saat ini mungkin hal tersebut tidak akan menjadi masalah di kubu PDIP, karena sosok Mega sebagai ketua umum masih diperlukan. Tapi kalau PDIP tidak keluar dari fenomena ini, untuk jangka panjang, dinilai Siti akan kurang menguntungkan.
“PDIP sebagai pilar utama demokrasi tidak memberikan ruang buat kaderkhususnya di internal partai,” tandas Siti[]