JAKARTA, WB – Masih adanya pergeseran nilai-nilai budaya memang diakui kerap terjadi, namun perubahan itu bukan terjadi di daerah besar melainkan kerap terjadi di daerah – daerah kecil.
Itu artinya dibutuhkan penguatan pembentuk penjagaan diri agar perubahan budaya tidak tergeser, karena akan membahayakan kesatuan nasional.
“Untuk menjaga budaya itulah Lemhanas mempunyai peranan melalui pendidikan kepemimpinnya yang memang harus memperoleh pendidikan wawasan nusantara,” ujar Kabiro Humas Lemhanas, Laksamana Pertama Estu Prabowo, saat kopi mourning dengan wartawan di gedung Lemhanas, Selasa, (23/12/2014).
Estu menambahkan, peran Lemhanas bertujuan untuk membentuk keutuhan negara agar tidak terbentuk raja-raja kecil di nusantara. Oleh karenanya Lemhanas akan melakukan penggemblengan wawasan nasional para pemimpin baik dari level Gubernur, Bupati sampai Walikota.
Namun kendalanya saat ini kata Estu adalah untuk mewujudkan hal itu tidaklah mudah, pasalnya kapasitas tempat di Lemhanas terbatas, disisi lain juga minat dari calon kepala daerah banyak yang tidak mau ikut pelatihan.
“Kapasitas untuk satu angkatan paling berjumlah 50 orang. Karena memang tempatnya yang terbatas,” ujarnya.
Meski tidak ada keharusan untuk ikut pendidikan Lemhanas terhadap pejabat negara, namun Estu berharap para pejabat dapat bisa untuk mengikuti pendidikan di Lemhanas.
“Di Lemhanas calon pejabat akan dididik terkait kepemimpinan, ketahanan nasional, wawasan nusantara, sistem manajemen nasional dan Idiologi,” tandas Estu.[]