WARTABUANA – Sekitar 150.000 tenaga kesehatan di Laos akan menerima vaksinasi COVID-19 pada Maret dan April menggunakan vaksin Sinopharm yang disumbangkan oleh China, seperti dilaporkan media setempat pada Rabu (3/3).
Menurut laporan dari harian lokal Vientiane Times, warga Laos yang tergolong dalam kelompok berisiko antara usia 18-60 tahun juga akan diberikan prioritas dalam upaya vaksinasi, termasuk mereka yang menderita penyakit kronis dan para pekerja migran.
Ini merupakan putaran kedua vaksinasi, yang dijadwalkan akan diluncurkan pada pertengahan Maret hingga awal April mendatang. Dalam putaran pertama vaksinasi pada akhir 2020 lalu, para relawan tenaga kesehatan telah menerima suntikan vaksin COVID-19, ungkap laporan tersebut.
Sementara itu, Direktur Jenderal Departemen Kebersihan dan Peningkatan Kesehatan di bawah naungan Kementerian Kesehatan Laos, Phonepaseuth Ounaphom, pada Selasa (2/3) menginformasikan situasi terbaru pandemi COVID-19 di Laos kepada para wartawan.
Dirinya mengatakan bahwa upaya vaksinasi tersebut telah dilakukan sejalan dengan rencana pencegahan dan pengendalian COVID-19 di negara itu yang saat ini diterapkan secara maksimal oleh otoritas kesehatan dalam upaya untuk membatasi penyebaran virus corona.
Vaksin buatan China dianggap aman dan dapat diandalkan, dan masyarakat Laos sangat ingin menerima vaksinasi, ujar Phonepaseuth.
Sekitar 20 persen populasi Laos diperkirakan akan divaksinasi pada 2021, dan cakupannya direncanakan meningkat menjadi 50 persen pada 2022 dan 70 persen pada 2023, menurut Komite Satuan Tugas Nasional untuk Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di negara tersebut.
Otoritas Laos juga tengah mempertimbangkan untuk memperoleh vaksin COVID-19 yang diproduksi di Jerman, Jepang, dan negara-negara lain setelah disetujui oleh pihak regulator, menurut laporan itu.
Hingga Selasa, Laos telah menguji 114.339 sampel dan melaporkan 45 kasus terkonfirmasi COVID-19 dengan 42 kasus kesembuhan.
Laos mencatat dua kasus terkonfirmasi pertama COVID-19 pada 24 Maret tahun lalu. [Xinhua]