SHANGHAI, 19 Juni (Xinhua) — Gunawan Paggaru, sutradara ternama Indonesia yang juga menjabat sebagai ketua umum (ketum) Badan Perfilman Indonesia (BPI), baru-baru ini menghadiri Festival Film Internasional Shanghai (Shanghai International Film Festival/SIFF) ke-27 di Shanghai, China, dan menyampaikan optimisme terhadap prospek kerja sama perfilman antara Indonesia dan China.
Film Indonesia bertajuk “Air Mata Buaya” menjadi sorotan dalam festival film tersebut. Gunawan mengatakan bahwa film “Air Mata Buaya” ini mengusung tema “kekeluargaan, tradisi, dan budaya, serta keyakinan manusia terhadap kehidupan”.
Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Shanghai Berlianto Situngkir menyebutkan bahwa terpilihnya film “Air Mata Buaya” dalam festival ini mencerminkan bahwa industri perfilman Indonesia mampu menghasilkan karya yang berdaya saing dan berkualitas tinggi.
Dalam sesi wawancara dengan Xinhua pada acara Indonesia Movie Cocktail Reception yang diselenggarakan oleh KJRI Shanghai, Gunawan menyoroti peran Indonesia sebagai mitra yang dapat diandalkan dalam kerja sama perfilman, mengingat biaya produksi film, termasuk pengambilan gambar, di Indonesia lebih ekonomis dan menawarkan alur cerita yang lebih beragam. “Kami memiliki gunung berapi, kota metropolitan, pantai, sungai, dan juga desa-desa yang kaya akan tradisi dan budaya, serta perusahaan-perusahaan lokal yang memberi layanan berkualitas,” ujar Gunawan.
Dalam kesempatan yang sama, Gunawan menyebutkan bahwa tahun ini menandai peringatan 75 tahun terjalinnya hubungan diplomatik antara Indonesia dan China, serta menyatakan bahwa kerja sama di bidang perfilman dapat menjadi salah satu jalur pertukaran kontak budaya dan antarbangsa (people-to-people contact) guna meningkatkan saling pengertian di antara kedua bangsa.
“Kami siap mendukung penguatan kerja sama perfilman dengan China. Lembaga-lembaga perfilman di Indonesia juga sedang aktif menjajaki langkah-langkah untuk meningkatkan kerja sama perfilman antara kedua negara kita,” kata Gunawan. Selesai