JAKARTA, WB – Ketua Satgas Relawan Anti Pilpres Curang, Viktor Sirait menuding telah terjadi kecurangan yang direncanakan saat pemilu presiden di Bangkalan Madura.
Adanya dugaan telah terjadi kecurangan di tempat pemungutan suara (TPS) di salah satu wilayah Jawa Timur itu, lantaran suara pasangan capres-cawapres bernomor urut dua (Joko Widodo dan Jusuf Kalla) sama sekali tidak memperoleh suara sama sekali.
“Itu merupakan pidana paling kampungan dalam sejarah republik ini. Mustahil terjadi demikian karena di daerah sana itu banyak pendukung partai pengusung Jokowi-JK,” ujar Viktor, saat jumpa persnya di bilangan Cikini, Rabu (16/7/2014).
Viktor mengatakan, berdasarkan hasil investigasi yang sudah dilakukan oleh timnya, ternyata yang menjadi aktor dan menjadi operator utama mafia suara di Bangkalan kata Viktor adalah Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Bangkalan, Fauzan Jakfar.
“KPK hendaknya segera menyidik Fauzan Jakfar, untuk segera memeriksa harta kekayaanya serta aliran dananya. Kita juga akan meminta PPATK untuk tidak membiarkan KPK bekerja sendirian,” tambahnya.
Akibat banyak dugaan kecurangan, Viktor meminta agar pelaksanaan pilpres di Bangkalan dan kabupaten lain di Madura tidak terulang. Viktor juga mendesak agar KPU sebagai lembaga penyelenggara resmi bisa membatalkan hasil pilpres di Bangkalan dan tidak dimasukan kedalam penghitungan secara Nasional.
“Bawaslu tidak tegas, bahkan cenderung menutup-nutupi pelanggaran pilpres, ini harus menjadi perhatian KPK dan PPATK. Bawaslu sudah tidak berbicara terbuka tentang berbagai pelanggaran di daerah,” pungkas Viktor. []