WARTABUANA – Amerika Serikat (AS) sedang menghadapi masa tersulitnya di tengah pandemi COVID-19, saat lonjakan jumlah pasien rawat inap membuat rumah-rumah sakit di negara tersebut kewalahan, seperti diperingatkan oleh kepala Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) AS pada Rabu (2/12).
“Kenyataannya, Desember, Januari dan Februari akan menjadi masa yang sulit. Saya meyakini bulan-bulan itu akan menjadi masa tersulit dalam sejarah kesehatan masyarakat di negara ini,” ujar Direktur CDC AS Robert Redfield dalam sebuah acara siaran langsung daring (livestream) bersama Yayasan Kamar Dagang AS (U.S. Chamber of Commerce Foundation).
Sebelumnya, wabah coronavirus terpusat di beberapa wilayah di negara tersebut, dan petugas serta perlengkapan medis dapat dikerahkan ke zona-zona penyebaran virus itu. Namun saat ini, semua wilayah di AS menghadapi lonjakan kasus penularan dan pasien rawat inap, kata Redfield.
Jumlah pasien COVID-19 di AS yang masih dirawat di rumah sakit mencapai 100.226 pada Rabu, melebihi ambang batas 100.000 untuk kali pertama sejak pandemi itu merebak, menurut Proyek Pelacakan COVID (COVID Tracking Project).
Sekitar 90 persen rumah sakit di AS berada pada zona merah, papar Redfield, seraya menambahkan bahwa “saya rasa, sayangnya, sebelum Februari kita akan mencatatkan hampir 450.000 warga AS meninggal akibat virus ini.”
AS masih menjadi negara yang terdampak COVID-19 paling parah, dengan lebih dari 13,9 juta kasus terkonfirmasi dan 273.300 kematian akibat penyakit itu, menurut Universitas Johns Hopkins. [xinhua]