JAKARTA, WB – Kepolisian Polda Metro Jaya masih mendalami penyelidikan kematian Wayan Mirna Salihin (27) yang tewas usai minum es kopi Vietnam di Kafe Olivier, Mall Grand Indonesia. Saksi bilang korban sempat minum obat pelangsing sebelum minum kopi, tapi polisi bilang ada racun sianida di kopi tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kamis (7/1/2016) Mirna dan dua temannya, Fansiska dan Hani ngopi bareng di meja 54 Kafe Olivier. Usai menenggak kopi dingin yang dipesan temannya itu, Mirna langsung kejang-kejang. Dari mulutnya keluar buih busa dan korban langsung sekarat dan meninggal dunia.
Hasil pemeriksaan Laboratorium Forensik Mabes Polri menyatakan kopi di gelas yang diminum Mirna mengandung racun jenis sianida.
Menurut Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Khrisna Murti, tim labfor langsung memeriksa beberapa sampel kopi. Kematian Mirna memang tak wajar. Selain kandungan racun yang diduga ada pada kopi tersebut, hasil autopsi pun mendukung dugaan tersebut.
Autopsi dilakukan polisi pada Sabtu 9 Januari 2016 di RS Pusat Polri, Kramatjati, Jakarta Timur. Autopsi terhadap jenazah Mirna dilakukan 2 tim yang dipimpin dr Slamet Purnomo dan dr Arif, serta Kabid Dokkes Polda Metro Jaya Kombes Pol Musyafak.
Dari hasil autopsi, Musyafak memukan adanya pendarahan pada lambung Mirna. Penyebabnya adalah zat yang sifatnya korosit atau asam pekat yang dapat merusak jaringan lambung. Kemungkinan besar, terang Musyafak, zat tersebut adalah sianida. Dalam banyak kasus, sianida menyebabkan kerusakan pada lambung.
Kemungkinan adanya zat sianida di dalam tubuh korban juga dikuatkan dengan keterangan saksi-saksi yang menyebutkan, korban mengeluarkan busa pada mulutnya. “Ciri khas sianida seperti itu, menyebabkan korosit dan mengeluarkan busa di mulut,” kata Musyafak.
Sebelum kopi tersebut diperiksa secara laboratoris, tak lama setelah Mirna dievakuasi dari Tempat Kejadian Perkara (TKP), seorang karyawan kafe sempat mencicipi kopi itu. Karyawan itu mengambil setetes kopi tersebut menggunakan sedotan. Ternyata setetes kopi itu bisa membuat mual, muntah, hingga kebas.
“Ada keterangan saksi lain yang signifikan, yang menjelaskan kopi tersebut saat diteteskan ke saksi dan kemudian merasa kebas, mual, dan muntah. Padahal hanya satu tetes nyobanya,” kata Krishna Murti, Minggu (10/1/2015).
Periksa Saksi
Selain autopsi dan meneliti kandungan dalam kopi, dua rekan korban juga diperiksa. Mereka berada di TKP saat peristiwa itu terjadi. Polisi baru memeriksa satu teman korban, sementara satu rekannya menolak diperiksa.
“Tidak dijelaskan kenapa enggak mau diperiksa. Statusnya kan baru saksi. Baru diajak ke kantor. Surat panggilan (akan dilayangkan) hari Senin (11 Januari 2016). Kalau yang satu sudah dimintai keterangan,” ujar Krishna Murti.
Dari hasil penyelidikan sementara diketahui bila Mirna tidak memesan es kopi Vietnam yang diseruputnya. Kopi tersebut sudah dipesankan oleh salah seorang rekannya yang terlebih dulu datang ke lokasi kejadian. “Mirna tidak memesan, tapi dipesankan. Dia datang, barang itu sudah ada,” ungkapo Krishna Murti .
Fransiska, salah satu saksi sempat membuat status di akun media sosial `Path` miliknya pada Sabtu 9 Januari 2015. Wanita itu menuliskan bahwa Mirna sempat mengkonsumsi obat kurus sebelum pergi meminum kopi.
“Perlu diklarifikasi bahwa penyebabnya buka semata-mata karena minum kopi vietnam, tetapi karena sebelumnya minum obat kurus, lalu pergi minum kopi bikin jantungnya berdebar-debar, maka kena serangan jantung,” tulisnya.
Selain itu, Fransisca juga mengungkapkan bahwa Mirna adalah pengantin baru, yang menikah sekitar sebulan lalu. Sebelumnya, Mirna telah berpacaran selama sepuluh tahun terakhir bersama sang suami.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Muhammad Iqbal menuturkan, saat ini polisi masih melakukan penyelidikan dengan mengamankan berbagai barang bukti dan memeriksa enam saksi yang berada di lokasi kejadian.
“Jadi kami harap bersabar dan kepada masyarakat jangan dulu menyimpulkan penyebab kematian yang dapat memprovokasi dan memperkeruh suasana,” ujarnya. []