JAKARTA, WB – Lingkar Survey Indonesia (LSI) mencatat, paska maraknya kasus `Papa Minta Saham` membuat kepercayaan publik terhadap institusi kehormatan yang bernama DPR pun anjlok. LSI menilai kepercayaan publik sudah berada dititik terendah.
Polemik kasus yang melibatkan Ketua DPR, Setya Novanto, seperti menjadi puncak krisis kepercayaan rakyat terhadap para wakil-wakil terpilih. Setelah sebelumnya publik `melek` oleh kunjungan sejumlah pimpinan DPR yang hadir dalam kampanye calon Presiden AS, Donald Trump, kini publik miris dengan upaya bagi-bagi saham yang melibatkan Setya Novanto.
“Jadi banyak kasus yang membuat krisis kepercayaan publik terhadap DPR tinggi. Dan menjelang akhir 2015, kepercayaan publik kian merosot,” ujar peneliti LSI, Adjie Alfaraby, Kamis (17/12/2015).
Adjie memaparkan, dalam survey pengumpulan data yang dilakukan sejak 11-15 Desember 2015 itu, publik menilai bahwa para wakil rakyat yang bekerja untuk rakyat hanya sebesar 40 persen. Sementara publik yang percaya kalau para anggota DPR yang bekerja untuk kepentingan sendiri atau kelompoknya sebesar 51.80 persen.
Adjie juga menambahkan, ternyata lembaga DPR, menjadi satu-satunya lembaga yang terendah tingkat kepercayaan publik, dibandingkan lembaga-lembaga pemerintah lainnya.
“Dari hasil penelitian publik percaya bahwa KPK bekerja untuk rakyat sebesar 7,9 persen. Lembaga MK sebesar 59.1 persen, lembaga DPD 53,4 persen,” tutur Adjie.
Lebih jauh Adjie menjelaskan, dalam kurun 10 tahun terakhir LSI mencatat rendahnya kepercayaan terhadap DPR merata disemua segmen masyarakat, baik mereka yang laki-laki maupun perempuan.
Survey menggunakan penelitian kualitatif, dengan metode multistage random sampling dengan 1200 responden di 34 propinsi di Indonesia, dengan margin of error survey +/-2.9 persen.[]