AUSTRALIA, WB – Tidak hanya jadi kasus sensasional di Indonesia, pembunuhan Mayang Prasetyo (27) yang merupakan seorang wanita transgender ikut memicu kemarahan di Australia.
Pembunuhan Mayang yang dilakukan oleh suaminya, Marcus Volke, di kota Brisbane, membuat gerakan Brisbane Trans Community ikut mengeluarkan pembelaan terhadap kaum transeksual yang masih banyak terjajah.
Kasus Mayang ini semakin memicu kemarahan setelah surat kabar Courier-Mailmemasang judul artikel “Monster Chef and the She Male” beberapa hari lalu. Telah menjadi korban pembunuhan brutal, bahkan pemberitaan massa pun masih menunjukkan sikap kurang menghargai kaum transgender.
Akibat pemberitaan ini, Brisbane Trans Community membuat petisi yang hingga kini telah ditandatangani oleh lebih dari 16 ribu orang. Petisi tersebut menulis bagaimana komunitas transgender mendapatkan perilaku kekerasan lebih parah dibanding kaum minoritas manapun.
Tidak hanya itu, setelah diketahui identitas asli Mayang yang sebenarnya seorang pria bernama Febri Andriansyah, banyak pemberitaan yang lebih tertarik mengekspos kehidupannya dibanding kasus ini.
Pemberitaan semacam ini menurut gerakan pembela transgender dianggap semakin menyudutkan. Selain itu peran Mayang sebagai wanita pekerja seks kelas tinggi sebelum menikah dengan Marcus Volke seakan membuat pencitraan bahwa ia memang layak untuk diperlakukan brutal.
Mayang dan Marcus menikah pada bulan Agustus 2013 namun dianggap belum sepenuhnya sah karena status Mayang yang belum menjalani operasi kelamin. Keduanya bertemu saat bekerja bersama di kapal pesiar dan setelah itu tinggal bersama di Brisbane.
Setelah membunuh dan memasak tubuh istrinya, Marcus melarikan diri dari kejaran polisi dan ditemukan tewas akibat bunuh diri di dalam tempat sampah. []